Judul Buku : HEIDI
Penulis : Johanna Spyri
Cetakan pertama, Januari 2010
Penerjemah : Leo Sabath
Penerbit : PT. Bentang Pustaka
ISBN : 978-979-1227-89-6
338 hlm
Bagi Paman Alm, Peter dan Nenek, kehadiran Heidi adalah keajaiban yang melengkapi warna hidup mereka. Kehadiran Heidi mencairkan kebekuan yang ada di Pegunungan Alpen. Bagaimana tidak, Paman Alm sendiri dikenal tidak punya perasaan. Lebih memilih menyendiri di atas gunung, bahkan Paman Alm pernah berkata bahwa ia sudah memusuhi Tuhan, sehingga ia tak pernah lagi kelihatan datang ke gereja.
Heidi sangat menikmati rumah baru dengan segala keindahan alamnya bagaikan lukisan pemandangan serta roti lezat dengan irisan daging dan keju yang dibuat sendiri dari susu kambing.
Namun, situasi seolah berputar balik, Heidi dipaksa untuk menjadi teman seorang gadis kecil bernama Klara di Frankfurt, Jerman oleh bibinya. Kehidupan Heidi pun berubah total, dari yang asalnya terbiasa dengan padang rumput kini harus dibiasakan di dalam rumah besar dengan gedung-gedung tingggi tanpa warna hijau menghampar.
Sanggupkah ia bertahan di Frankfurt? Apakah ia akan kembali pada Paman Alm dan menikmati kembali keindahan alam Dorfli?
"Tidakkah engkau mengerti bahwa ditempat ini pun kesedihan bisa menyelubungi mata kita dengan bayang-bayangnya sehingga orang tidak bisa benar-benar menikmati keindahan ini, dan hal itu membuatnya semakin sedih..."
(Hlm.229)
Cerita yang terkenal bahkan diterjemahkan ke berbagai bahasa dari akhir abad 19. Zaman kecil sempat membaca versi cerita bersambungnya di majalah bobo, beli dari bundelan majalah (mungkin sekarang hal seperti itu pasti langka). Setelah cari-cari ternyata ada versi film dan kartunnya, belum sempat nonton tapi sudah nonton sekilas. Membaca kisah ini telah mengajarkan tentang kepedulian dan kerja keras. Kepedulian dengan orang lain dan kerja keras untuk tidak mudah menyerah dalam belajar. Sedikit terharu dengan sikap Heidi yang peduli terhadap orang lain, bahkan disaat ditanya hadiah, ia meminta hadiah yang sifatnya untuk orang lain.
pantesannn.. aku kayak ngerasa pernah baca atau liat.. ternyata iya langganan bobo pasti pernah baca ini
BalasHapusBetul kakak
HapusTapi kata tanteku sebelum di bobo, sudah ada di majalah kuncung
Kisah klasik yang tak lekang oleh waktu sekali memang kisahnya