Minggu, 02 Juni 2019

UNDERDOG MASA ABU-ABU

Saya adalah tipe yang suka melow dan sedikit drama hidupnya walaupun secara cover kelihatannya rada garang pdhal sensitif apalagi kalau dikasih kenangan. Macam film dokumenter lagi diputar bisa langsung mengingat bahkan sampai ke detail peristiwa tersebut.

Hari ini entah mengapa rada melow lihat foto-foto zaman paskibra masa putih abu-abu. Efek denger istilah underdog di acara masterchef (jauh amat ya nyambunya hahahahaha). Dimana dalam suatu dinamika kehidupan, orang tersebut tidak dikenal bahkan cenderung tidak dianggap secara personal dan potensi tapi ternyata di akhir malah yang paling muncul dan sebagai pemenang.




Oleh karena itu langsung kepikiran di masa-masa awal ikut paskibra. Jadi zaman saya sekolah di MAN (mohon maaf ya gini gini alumni aliyah ya xixixi) disuruh masul eskul (zaman saya cuma ada 3 eskul). Dan masa itu paskibra masih berstatus intrakulikuler. Awal masuk cuma krn ingin tampil gagah aja jd pengibar, dimana teman2 yg lain smp nya ikut paskibra jd ga nol banget lah si saya cuma modal mau dan semangat aja.

Rutinitasnya kelas x di seleksi buat masuk pasukan inti dan pasukan cadangan. Sudah bisa ditebak lah pst si saya yg modal nol ini g kepilih sama sekali. Sempet drop dong dan mupeng aja tiap liat temen latihan bahkan dilingkar obrolan dan kumpul paskibra kaya ga dianggap dan dipandang sebelah mata. Akhirnya paskibra sedikit dinomor duakan lebih fokus ke mpk dan pramuka. Tapi tetap di setiap kumpul selalu datang yang akhirnya lambat laun orang kenal krn senior pramuka dan mpk orang2nya itu2 juga.

Mulailah di tahun kedua ketika kelas xi beberapa teman mulai menghilang biasa lah ya dalam organisasi sistem seleksi alam berlaku. Mulai rada dilirik sama pelatih dan senior paskibra buat jd calon komandan. Mungkin ini baru saya ceritakan bahwa sebenernya tidak dalam pikiran saya mengincar jabatan di paskibra krn yang terpikir mau jd pradana pramuka atau bph mpk. Dan Allah menunjukkan apa yang dibutuhkan bukan apa yang kita mau maka terpilihlah saya secara vote bahkan suara lebih dr 50% sebagai komandan langsung syok kan beneran blank. Apalagi baru beberapa bulan menjabat paskibra lg rada genting secara internal. Bayangkan angkatan saya yang 30an orang itu tetiba mengundurkan diri dan tersisa 4 orang (terima kasih ilas, yakub dan asma). Orang yg selalu menemani saya dimana yg lain meninggalkan saya secara organisasi.

Belum nama paskibra mau diganti dan perombakan secara organisasi agar tidak aktif hanya pada saat mau 17 agustus, upacara bendera dan lomba saja tapi produktif secara organisasi. Bagaimana di pramuka dan mpk? Tetap aktif dan setidaknya lumayan ditakuti kalau lagi kumpulan efek ditempa sangat keras di paskibra. Jadi efeknya sampai sekarang punya suara rada lantang, ga takut kalau nantangin orang, dimusuhin juga malah bisa boomerang ke orangnya dan rada maung dimanapun. Dan pembelajaran hingga sekarang ga perlu jd ketua, pimpinan inti atau apapun supaya terlihat "nih loh gw". Karena kalau orang sudah tau kemampuan km akan punya pengaruh dengan sendirinya.

Potensi dan bakat bukan hal utama dalam loyalitas organisasi tapi orang yang mau belajar dan punya semangat pst akan jd orang yg pertama di finish dan dikenang hingga akhir. Jangan pernah takut jd orang di belakang layar krn orang bisa menganggap kita (ini sih kisah masa kuliah nanti lah ya kapan2 kalau mood diceritain)

Mohon maaf jadi kepanjanganan dongengnya, ambil apabila ada manfaat kalau engga ya sudah anggap aja spam berpaedah