Saya
sudah suka membaca sejak masih kanak-kanak, pengalaman pertama membaca buku
tentunya sudah tidak umum ketika mendengar majalah bobo, sejak mulai mengenal
cara membaca. Hidup di keluarga yang suka membaca buku, menjadi keuntungan terbesar
bagi saya, buku dengan aneka ragam genre dan usia, tersedia dan tinggal memilih.
Masih ingat diingatan saya, komik Hitomi Brand menjadi buku pertama yang dibeli
dan dibaca dengan berulang kali.
Masih
ingat dalam ingatan saya, betapa asik rasanya memegang buku itu, terasa berat
dan serius untuk segera dibaca. Berasa jadi anak yang udah gede, bisa beli buku
dari uang hasil THR. Begitu sampai di rumah, saya duduk di kursi dan mulai membaca
(dahulu masih lumayan nurut ketika dilarang oleh orang tua untuk tidak membaca
buku sambil tiduran, kalau sekarang, ya gitu deh). Banyak hal dan perasaan baru
ketika membacanya, menambah keasyikan dan kemisteriusan dalam membaca.
Hitomi Brand
menjadi buku pertama dan berlanjut buku-buku berikutnya baik yang dibeli
sendiri, pinjam dari taman bacaan, pinjam dari teman, lungsuran dari orang dan
bahkan hadiah dari siapapun (karena tau saya suka membaca, sehingga kenalan
lebih gampang membelikan hadiah untuk saya).
Setiap
buku kadang tidak selamanya bisa dibaca dengan mudah dan sekali duduk, perlu
susah payah, halaman demi halaman, seperti murid yang bersemangat menghadapi
ujian. Saya selalu bertekad menyelesaikan, bahkan sampai lupa waktu, makan dan
main keluarpun bisa lupa segala hal.
Membaca
buku itu seolah membawa saya ke masa yang lain, ke dunia tempat orang-orang
yang terasa asing dan aneh, hidup dengan cara berbeda dari yang kita alami.
Rasa ingin tahu yang besar, membangkitkan saya jadi haus dan ingin membaca buku
lainnya. Sejak itu buku menjadi wahana
kenikmatan dan membawa menjelajah ke tempat-tempat yang tak terbayangkan, jalan-jalan
virtual seperti istilah sekarang dan semua dikerjakan tanpa beranjak dari kursi
dan kasur tempat membaca buku.
Membaca
menjadi sumber kesenangan hingga saat ini. Membaca adalah kenikmatan yang dapat
dimiliki. Seperti dalam buku Hidup Sederhana karya Desi Anwar,
“Membaca adalah kenikmatan sejati yang dapat kita miliki karena membaca berarti menyerahkan diri kita kepada semua indra dan kekayaan yang dianugerahkan hidup dan kehidupan kita di dunia ini. Lebih jauh lagi kenikmatan itu milik sendiri dan kita tak perlu membaginya kepada orang lain. Semua itu, hanya seharga sebuah buku.”
(Hal.92)
Buku
yang bagus, bisa jadi apapun yang ingin kita kejar, alami dan pahami. Membaca membuat
kita menjadi apapun yang kita harapkan, menjelajah tempat-tempat yang belum
pernah kita kunjungi dan membiasakan diri kita larut dalam emosi dan pengalaman.
Dari membaca kita bersentuhan dengan pengalaman manusia dari segala rasa dan lingkar
kehidupan. Bahkan di beberapa cerita, saya menemukan rahasia-rahasia paling
dalam dan pengetahuan yang paling misterius.
Sebuah
rak yang penuh dengan aneka buku, sama halnya dengan sebuah himbauan untuk
menjelajahi misteri kehidupan dan semesta raya yang dicapai dari ratusan buku
dan ribuan kalimat. Buku yang bagus dapat dibaca dan dibaca dengan berulang
kali, setiap dibaca tetap memiliki kenikmatan sendiri, yang tidak dialami
secara langsung.
Buku
seolah menjadi teman yang setia menemani kita, memberi kita persis yang
dibutuhkan dalam suasana hati yang dirasakan. Buku meluaskan sudut pandang
kita, agar melihat dari segala sisi dengan segala opini dan cara pandang yang
berbeda. Apapun jenis bukunya, buku membuat kita banyak pengetahuan dan
informasi.
Cobalah
ambil suatu buku dan biarkan dirimu larut dalam petualangan paling mengasyikan
dan saat-saat menyenangkan yang dapat dimiliki tanpa perlu beranjak dari posisi
membaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar