Minggu, 04 April 2021

NOVEL ANGKATAN BARU BUYA HAMKA

 

doc.pribadi

IDENTITAS BUKU

Judul Buku : ANGKATAN BARU

Penulis : Hamka

Penerbit : Gema Insani

Cetakan Pertama, Januari 2016

ISBN : 978-602-250-727-7

X + 90 hlm

Baca melalui aplikasi Gramedia Digital


BLURB

Seusainya mengeyam sekolah menengah, tidak ada yang dikerjakan Syamsiar, kecuali duduk-duduk santai di rumah atau membaca buku roman di dalam kamarnya. Sebagai perempuan yang mengenyam pendidikan tinggi, pantang bagi Syamsiar melakukan pekerjaan rumah, seperti memasak, mencuci, apalagi turun ke sawah. Ia hanya tahu senang saja, sambil berharap dating seorang pemuda yang juga berpendidikan untuk melamarnya.

Angkatan Baru mengangkat tema tentang peran pendidikan kepada para pemuda. Pada saat itu, para pemuda yang memiliki pendidikan tinggi dianggap tidak pantang mengerjakan pekerjaan kasar, seperti bertani atau berdagang keliling. Menjadi guru pun haruslah dengan gaji tinggi.

Buya Hamka dengan gaya berceritanya yang bernas dan menarik, mengajak para pembaca untuk menyelami arti pendidikan yang sesungguhnya, yaitu untuk membaca manfaat dan kemajuan bagi masyarakat sekitar. 



CUPLIKAN CERITA

Seusai mengenyam sekolah menengah, tidak ada yang dikerjakan Syamsiar, kecuali duduk-dukuk santai dirumah atau membaca buku roman di dalam kamarnya. Sebagai perempuan yang mengenyam pendidikan tinggi, pantang bagi Syamsiar melakukan pekerjaan rumah, seperti memasak, mencuci apalagi turun ke sawah. Ia hanya tahu senang saja, hingga akhirnya ia menikahi Hasan, pemuda yang juga berpendidikan agar ia setara karena sama-sama berpendidikan. Kehidupan rumah tangga dengan segala lika-liku sisi ego dua insan, apakah akan membuat Syam dan Hasan kuat menghadapinya?


Kisah kehidupan sebagian besar pemuda lepasan sekolah agama yang mempunyai diploma. Ketika seseorang yang mempunyai diploma, dipandang tinggi oleh masyarakat. Terutamanya wanita. Ia dianggap wanita yang terpandang dan berdarjat tinggi.


Tokoh Syamsiar dan Hasan dijadikan sebagai tokoh utama. Syamsiar digambarkan sebagai wanita terpelajar yang mempunyai cita, suka membaca (terutamanya karya roman Arab) dan juga bebas pergaulannya. Syamsiar ini digambarkan oleh Hamka sebagai penyakit anak muda pada zamannya (waktu novel ini ditulis).

 

Novel ini menggunakan gaya bahasa Melayu yang juga menjadi ciri khas Hamka dalam deretan karyanya. Beberapa hal yang di kritik oleh Buya Hamka pada novel ini, yaitu :

1. Mementingkan hal pribadi, sehingga lupa tanggung jawab

2. Tidak mengamalkan ilmu yang dipelajari

3. Tidak mau terjun dalam masyarakat, karena beranggapan masyarakat setempat itu kolot dan tidak mau maju.

 

Seperti novel lainnya, Hamka mengkritik adat masyarakatnya, yaitu

1. Terlalu memanjakan anak yang berpelajaran (sehinggakan anak itu tidak tahu menguruskan hal ehwal rumah tangganya)

2. Mengongkong keputusan anak muda

3. Masuk campur urusan rumah tangga anak-anak dan adik beradik mereka.


Sudah dipublikasi di Instagram  pribadi https://www.instagram.com/p/CNC0z6BFENH/?utm_source=ig_web_copy_link

Tidak ada komentar:

Posting Komentar