Mungkin sebagian besar sudah memahami makna
kuda hitam tapi tak ada salahnya apabila saya memberi pengertian tentang kuda
hitam. Dalam istilah makna kiasan arti dari kuda hitam yaitu seseorang atau
sesuatu yang tidak diunggulkan dan tidak pernah disangka ternyata keluar
menjadi juara ataupun menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Istilah kuda hitam
ini sering kita dengarkan dalam sebuah pertandingan dan kompetensi yang
memperebutkan sebuah kemenangan, yang kadang tidak kita sangka sebagai pemenang
tiba-tiba pada final keluar sebagai pemenang.
Doc : obatkuatkesehatan.com
(baru ngeh lah sumber fotonya wwkkwkwkwkkwkw)
Tema tulisan minggu ini yang diberikan oleh
para admin #1minggu1cerita tentang upacara bendera, lalu apa hubungannya dengan
judul “Sang Kuda Hitam”?
Saya adalah sang kuda hitam pada masa sekolah
yang memiliki peran penting dalam Pasukan Pengibar Bendera Merah Putih atau
dikenal dengan istilah (PASKIBRA).
Pada masa SD tentu sudah menjadi lumrah ada
masa kita dibelajarkan untuk menjadi pasukan upacara setiap hari senin, pada
masa itu saya hanya ditunjuk untuk membacakan janji siswa itupun menjadi bahan
ketawa para peserta upacara dikarenakan cara berbicara yang gelagapan dan potongan
kalimat yang tidak sesuai dengan pemenggalan.
Pada masa SMP pun tidak jauh berbeda dengan SD
yang setiap kelas dapat giliran untuk menjadi petugas upacara senin (kenaikan
bendera) dan sabtu (penurunan bendera). Ketika SMP saya benar-benar menjadi
kuda hitam yang tidak memenangkan kompetisi, dalam hal ini sebagai petugas
upacara. Saya hanya berdiri manis sebagai paduan suara yang kebetulan kelasnya
jadi petugas (jadi kalau yang ga jadi petugas, berdiri lah dengan manis sebagai
paduan suara). Sampai zaman SMP saya sangat berharap menjadi anggota OSIS
karena efek membaca majalah dan novel yangg menampilkan betapa gagah menjadi anggota OSIS dan akan dikenal oleh
adik kelas. Akhirnya masa SMP dipenuhi dengan main, nongkrong, pacaran dan
sudahlah tak usah diperpanjang nanti malah curhat yang bukan tema.
Masa MAN (saya sekolah di MAN) entah dirasuki
oleh apa, saya ingin sekali aktif dalam organisasi (demi mengalihkan masalah di
rumah), segala jenis organisasi saya seperti MPK (pengawas OSIS), Pramuka, Paskibra,
aktif dalam mata pelajaran, nongkrong, main dan pacaran tentunya (manajemen
diri dan waktu sekali saya pada masa itu). Paskibra pada masa saya masuk hingga
lulus hanya sebagai Organisasi Intra jadi masuk dalam naungan OSIS, tahun 2011
baru diresmikan menjadi eskul. Saya masuk pada tahun 2008, rekrutmen anggota
barunya yaitu diumumkan ke setiap kelas untuk mengikuti paskibra dan PBB
terbaik akan ditempatkan sebagai pasukan 8 dan 17. Bersemangatlah saya
mengikuti paskibra, pada awal pertemuan yang ditanya pengalaman mengikuti
paskibra dan lomba maka ciutlah nyali saya. Tapi entah dapat bisikan darimana
ada sebuah penghiburan diri dimana hati saya ingin melanjutkan caelah. Seleksi
pun berjalan dan akhirnya saya tidak terpilih sebagai pasukan inti untuk
kenaikan Bendera Merah Putih dan Penurunan Bendera Merah Putih di hari
kemerdekaan. Ada beberapa menit waktu itu masuk ke kamar mandi dan sempet
nangis dong karena ga kepilih dan sempet pesimis ga akan maju di paskibra,
herannya saya bertahan loh seperti sudah belajar tersenyum tapi hati menangis
eaaaaa. Pada saat tengah perjalanan latihan Paskibra hanya bisa melihat miris
temen2 kelas X yang terpilih di upacara penaikan dan penurunan. Saya terpilih
sebagai pemimpin pasukan wanita, ya sudahlah daripada jadi cadangan dan paduan
suara lebih miris. Betewe karena kebijakan sekolah di minggu akhir latihan
penurunan bendera itu tak ada, bukannya mau seneng tapi asli sebuah kebahagiaan
sederhana ketika saya bertugas mereka berdiri sebagai petugas yang mengawasi
jalannya upacara dan petugas cadangan. Ya sang kuda hitam akhirnya bisa sedikit
tersenyum manis.
Doc : Pribadi
(foto diambil pas beres jadi petugas upacara 17 Agustus tahun 2008)
Lalu saat kelas XI seperti rutin setiap
tahunnya diadakan pemilihan Komanda Paskibra (semacam ketua organisasinya gitu
lah), antara percaya dan tidak percaya bahwa seorang saya yang kelas X nya
nyaris tidak dianggap karena penampilan kurang menarik (cantik yang jadi pusat
perhatian). Dipilih dari sistem seleksi pengurus dan terpilih 3 besar yang
menjadi calon utama dan mungkin pada saat visi misi dan tanya jawab lebih
menyakinkan, salah satu penyebabnya karena saya tak yakin terpilih hahahaha
jadi terlihat lebih santai dari calon lainnya.
Doc : Pribadi
(satu-satunya foto yang dipunya walau rada bloon aa fotonya ga ksh tau kalo posisi syal ga bener)
Beban moral Komandan Paskibra adalah pada saat
upacara bendera memastikan bahwa setiap item upacara setiap hari senin berjalan
dengan benar dan tertib. Bulan pertama jadi komandan saya sudah membuat
kesalahan dengan mengibarkan bendera merah putih tidak pas sampai ujung tiang
dan petugas upacara lainnya tak beraturan, karena pada bulan masa pemilihan
ketua OSIS sehingga paskibra dapat tugas untuk menjadi petugas upacara.
Setelah pulang sekolah habislah saya oleh senior disuruh lari keliling lapangan
upacara dan hukuman fisik lainnya, itu ga seberapa sie tapi hukuman moral lebih
beban berasa ga becus aja.
Setiap kelas yang mendapat jatah menjad
petugas upacara, menjadi tanggung jawab bidang 3 OSIS (Bidang OSIS yang
menaungi paskibra) dan Paskibra untuk melatih. Ya namanya juga ngelatih harus
sabar apalagi kalau ngelatih satu angkatan kan kalo adik kelas enak mau jutek
sama tegas juga karena mereka bisa ngedengerin lah kalo seangkatan beh
salah-salah manjang urusannya.
Upacara bendera yang saya alami selama di MAN
ga pernah tenang dan selalu gelisah terutama saat pengibaran bendera merah
putih. Paling horor itu kalo petugas penarik bendera udah kasih kode ke
pemimpin upacara untuk balik kanan yang menandakan ada kesalahan dalam
pelipatan, bendera pabelit dan paling
parah terbalik maka setelah upacara kita akan mengumpulkan kelas yang bertugas untuk
diberi hukuman atas kesalahannya. Loh bukannya senang ya? Eits jangan salah
begitu pulang sekolah ketemu senior dan pelatih kena lagi boo kita, dicari dulu
kesalahannya dan yang paling kena biasanya yang ngelatih kelas sama petugas
pelipat bendera. Dan perlu diketahui pada saat saya di MAN untuk upacara tidak
ada topi sebagai kelengkapan siswanya, yang penting datang tepat waktu aja nah
yang ga tepat waktu ada paskibra yang menemani siswa dan siswi yang telah sebelum
diserahkan ke guru untuk diberi hukuman berikutnya.
Sampai saya turun jabatan sebagai komandan dan
sebenar-benarnya komandan karena komandan pertama yang membuat LPJ secara
tertulis, pada periode sebelumnya hanya turun dan memberikan buku sakti turun
temurun aja dan pada masa periode saya terjadi perombakan organisasi dan
pembenaran sistem agar tidak sekedar paskibra 17 agustusan saya. Angkatan saya
dari sekian puluh tersisa 4 orang yang bertahan diakhir pengurusan yaitu Yakub,
ilas dan Asma I Love U all. Hormat untuk pelatih tercinta Akang Jae dan Akang
Rully. Karena pada masa tengah kepengurusan saya benar-benar menekankan sekiranya dateng semau-mau dan belang bentong mending keluar aja, tentu kita tidak mau pusing sama yang tidak mau diurus ya kan.
Sampai jadi senior aja harus jadi pengawas
pengurus kalau upacara ada yang ga bener maka setelah pulang pengurus kena sama
saya, eitsss jangan salah petugas paskibra yang telat dan ketahuan ga ikut
upacara bakal kena juga tuh.
Pernah berpikir apa sie hukum menghukum ini
berguna atau tidak dan apakah kalau upacara bendera ga benar itu ngaruh secara
nilai dan makna upacara itu sendiri, pada masa menjadi anggota paskibra sie
saya hanya menjalani dan bisa dikatakan budaya. Setelah rada mikir sedikit buat
saya Upacara Bendera itu penting dan beberapa tahun ke belakang setiap tanggal
17 diadakan kembali upacara bendera sehingga saya dapat mengambil beberapa poin
makna dan nilai postif dari upacara bendera merah putih yaitu :
1.
Mebiasakan disiplin
Dengan
upacara bendera kita akan dilatih untuk tertib dan disiplin sesuai dengan
susunan upacara. Ada tempat khusus bagi yang tidak disiplin karena kita tentu
tidak mau disamakan dengan yang tidak bisa disiplin kan
2.
Menumbuhkan jiwa leadership
Upacara
bendera dimanapun pasti ada jadwal bergantian yang menjadi petugas upacara dan
bahkan dalam skala nasional ada sistem penyeleksian untuk petugas upacara. Para
petugas dituntun dan diarahkan untuk dapat bertanggung jawab atas jalannya
upacara sehingga dapat merasakan dan berlatih untuk menumbuhkan jiwa
leadership.
3.
Membiasakan berpenampilan rapi
Ketika
upacara tentu ada atribut yang khas dan wajib yang sudah ditentukan apabila
tidak digunakan maka ada sangsi dari kurang rapinya minimal hukuman moralnya
seperti malu karena tidak rapih
4.
Meningkatkan kekompakan dan kebersamaan
Kekompakan
dan kebersamaan terlihat dari para peserta upacara yang mengikuti aba-aba dari
petugas upacara. Menunjukkan kebersamaan selama upacara berlangsung dari awal
hingga akhir upacara.
5.
Menumbuhkan jiwa nasionalisme
Upacara
bendera diharapkan tidak hanya sekedar ritual dan budaya semata, namun dengan
kegiatan upacara diharapkan dapat menumbuhkan sikap jiwa nasionalisme dalam
benak peserta upacara dan mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang demi
merebut kemerdekaan.
Semua orang memiliki sudut pandang berbeda
terhadap pelaksaaan dan makna upacara bendera, bukan berarti yang tidak
mengikuti upacara tidak memiliki jiwa nasionalisme. Karena pada dasarnya setiap
orang memiliki cara dalam menumbukan jiwa nasionalisme termasuk saya sang kuda
hitam yang tadinya hanya berdiri manis sebagai peserta upacara tapi akhirnya
memiliki peran penting dalam upacara bendera setiap hari senin dan terutama jiwa tegas saya sangat tertanam setelah menjad anggota paskibra.
Kapan terakhir mengikuti upacara bendera?
Tulis yu pengalamanmu dalam bentuk tulisan
Doc : FP 1minggu1cerita
Teh simiati, saya juga dulu pnya guru namanya pa jae. Rumahnya di cipadung deket MAN 2 bandung. Teteh alumni MAN 2 ????
BalasHapusSaya bukan di MAN 2 Bandung ka tapi di MAN Cibinong yang sekarang jadi MAN 1 Kabupaten Bogor
Hapusngeri kali kak~
BalasHapus*kaburr*