Minggu, 09 Oktober 2016

SANG KUDA HITAM

Mungkin sebagian besar sudah memahami makna kuda hitam tapi tak ada salahnya apabila saya memberi pengertian tentang kuda hitam. Dalam istilah makna kiasan arti dari kuda hitam yaitu seseorang atau sesuatu yang tidak diunggulkan dan tidak pernah disangka ternyata keluar menjadi juara ataupun menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Istilah kuda hitam ini sering kita dengarkan dalam sebuah pertandingan dan kompetensi yang memperebutkan sebuah kemenangan, yang kadang tidak kita sangka sebagai pemenang tiba-tiba pada final keluar sebagai pemenang.

Doc : obatkuatkesehatan.com 
(baru ngeh lah sumber fotonya wwkkwkwkwkkwkw)

Tema tulisan minggu ini yang diberikan oleh para admin #1minggu1cerita tentang upacara bendera, lalu apa hubungannya dengan judul “Sang Kuda Hitam”?
Saya adalah sang kuda hitam pada masa sekolah yang memiliki peran penting dalam Pasukan Pengibar Bendera Merah Putih atau dikenal dengan istilah (PASKIBRA).

Pada masa SD tentu sudah menjadi lumrah ada masa kita dibelajarkan untuk menjadi pasukan upacara setiap hari senin, pada masa itu saya hanya ditunjuk untuk membacakan janji siswa itupun menjadi bahan ketawa para peserta upacara dikarenakan cara berbicara yang gelagapan dan potongan kalimat yang tidak sesuai dengan pemenggalan.

Pada masa SMP pun tidak jauh berbeda dengan SD yang setiap kelas dapat giliran untuk menjadi petugas upacara senin (kenaikan bendera) dan sabtu (penurunan bendera). Ketika SMP saya benar-benar menjadi kuda hitam yang tidak memenangkan kompetisi, dalam hal ini sebagai petugas upacara. Saya hanya berdiri manis sebagai paduan suara yang kebetulan kelasnya jadi petugas (jadi kalau yang ga jadi petugas, berdiri lah dengan manis sebagai paduan suara). Sampai zaman SMP saya sangat berharap menjadi anggota OSIS karena efek membaca majalah dan novel yangg menampilkan betapa gagah  menjadi anggota OSIS dan akan dikenal oleh adik kelas. Akhirnya masa SMP dipenuhi dengan main, nongkrong, pacaran dan sudahlah tak usah diperpanjang nanti malah curhat yang bukan tema.

Masa MAN (saya sekolah di MAN) entah dirasuki oleh apa, saya ingin sekali aktif dalam organisasi (demi mengalihkan masalah di rumah), segala jenis organisasi saya seperti MPK (pengawas OSIS), Pramuka, Paskibra, aktif dalam mata pelajaran, nongkrong, main dan pacaran tentunya (manajemen diri dan waktu sekali saya pada masa itu). Paskibra pada masa saya masuk hingga lulus hanya sebagai Organisasi Intra jadi masuk dalam naungan OSIS, tahun 2011 baru diresmikan menjadi eskul. Saya masuk pada tahun 2008, rekrutmen anggota barunya yaitu diumumkan ke setiap kelas untuk mengikuti paskibra dan PBB terbaik akan ditempatkan sebagai pasukan 8 dan 17. Bersemangatlah saya mengikuti paskibra, pada awal pertemuan yang ditanya pengalaman mengikuti paskibra dan lomba maka ciutlah nyali saya. Tapi entah dapat bisikan darimana ada sebuah penghiburan diri dimana hati saya ingin melanjutkan caelah. Seleksi pun berjalan dan akhirnya saya tidak terpilih sebagai pasukan inti untuk kenaikan Bendera Merah Putih dan Penurunan Bendera Merah Putih di hari kemerdekaan. Ada beberapa menit waktu itu masuk ke kamar mandi dan sempet nangis dong karena ga kepilih dan sempet pesimis ga akan maju di paskibra, herannya saya bertahan loh seperti sudah belajar tersenyum tapi hati menangis eaaaaa. Pada saat tengah perjalanan latihan Paskibra hanya bisa melihat miris temen2 kelas X yang terpilih di upacara penaikan dan penurunan. Saya terpilih sebagai pemimpin pasukan wanita, ya sudahlah daripada jadi cadangan dan paduan suara lebih miris. Betewe karena kebijakan sekolah di minggu akhir latihan penurunan bendera itu tak ada, bukannya mau seneng tapi asli sebuah kebahagiaan sederhana ketika saya bertugas mereka berdiri sebagai petugas yang mengawasi jalannya upacara dan petugas cadangan. Ya sang kuda hitam akhirnya bisa sedikit tersenyum manis.
Doc : Pribadi 
(foto diambil pas beres jadi petugas upacara 17 Agustus tahun 2008)

Lalu saat kelas XI seperti rutin setiap tahunnya diadakan pemilihan Komanda Paskibra (semacam ketua organisasinya gitu lah), antara percaya dan tidak percaya bahwa seorang saya yang kelas X nya nyaris tidak dianggap karena penampilan kurang menarik (cantik yang jadi pusat perhatian). Dipilih dari sistem seleksi pengurus dan terpilih 3 besar yang menjadi calon utama dan mungkin pada saat visi misi dan tanya jawab lebih menyakinkan, salah satu penyebabnya karena saya tak yakin terpilih hahahaha jadi terlihat lebih santai dari calon lainnya.

Doc : Pribadi 
(satu-satunya foto yang dipunya walau rada bloon aa fotonya ga ksh tau kalo posisi syal ga bener)

Beban moral Komandan Paskibra adalah pada saat upacara bendera memastikan bahwa setiap item upacara setiap hari senin berjalan dengan benar dan tertib. Bulan pertama jadi komandan saya sudah membuat kesalahan dengan mengibarkan bendera merah putih tidak pas sampai ujung tiang dan petugas upacara lainnya tak beraturan, karena pada bulan masa pemilihan ketua OSIS  sehingga  paskibra dapat tugas untuk menjadi petugas upacara. Setelah pulang sekolah habislah saya oleh senior disuruh lari keliling lapangan upacara dan hukuman fisik lainnya, itu ga seberapa sie tapi hukuman moral lebih beban berasa ga becus aja.

Setiap kelas yang mendapat jatah menjad petugas upacara, menjadi tanggung jawab bidang 3 OSIS (Bidang OSIS yang menaungi paskibra) dan Paskibra untuk melatih. Ya namanya juga ngelatih harus sabar apalagi kalau ngelatih satu angkatan kan kalo adik kelas enak mau jutek sama tegas juga karena mereka bisa ngedengerin lah kalo seangkatan beh salah-salah manjang urusannya.

Upacara bendera yang saya alami selama di MAN ga pernah tenang dan selalu gelisah terutama saat pengibaran bendera merah putih. Paling horor itu kalo petugas penarik bendera udah kasih kode ke pemimpin upacara untuk balik kanan yang menandakan ada kesalahan dalam pelipatan, bendera pabelit dan paling parah terbalik maka setelah upacara kita akan mengumpulkan kelas yang bertugas untuk diberi hukuman atas kesalahannya. Loh bukannya senang ya? Eits jangan salah begitu pulang sekolah ketemu senior dan pelatih kena lagi boo kita, dicari dulu kesalahannya dan yang paling kena biasanya yang ngelatih kelas sama petugas pelipat bendera. Dan perlu diketahui pada saat saya di MAN untuk upacara tidak ada topi sebagai kelengkapan siswanya, yang penting datang tepat waktu aja nah yang ga tepat waktu ada paskibra yang menemani siswa dan siswi yang telah sebelum diserahkan ke guru untuk diberi hukuman berikutnya.

Sampai saya turun jabatan sebagai komandan dan sebenar-benarnya komandan karena komandan pertama yang membuat LPJ secara tertulis, pada periode sebelumnya hanya turun dan memberikan buku sakti turun temurun aja dan pada masa periode saya terjadi perombakan organisasi dan pembenaran sistem agar tidak sekedar paskibra 17 agustusan saya. Angkatan saya dari sekian puluh tersisa 4 orang yang bertahan diakhir pengurusan yaitu Yakub, ilas dan Asma I Love U all. Hormat untuk pelatih tercinta Akang Jae dan Akang Rully. Karena pada masa tengah kepengurusan saya benar-benar menekankan sekiranya dateng semau-mau dan belang bentong mending keluar aja, tentu kita tidak mau pusing sama yang tidak mau diurus ya kan. 

Sampai jadi senior aja harus jadi pengawas pengurus kalau upacara ada yang ga bener maka setelah pulang pengurus kena sama saya, eitsss jangan salah petugas paskibra yang telat dan ketahuan ga ikut upacara bakal kena juga tuh.

Pernah berpikir apa sie hukum menghukum ini berguna atau tidak dan apakah kalau upacara bendera ga benar itu ngaruh secara nilai dan makna upacara itu sendiri, pada masa menjadi anggota paskibra sie saya hanya menjalani dan bisa dikatakan budaya. Setelah rada mikir sedikit buat saya Upacara Bendera itu penting dan beberapa tahun ke belakang setiap tanggal 17 diadakan kembali upacara bendera sehingga saya dapat mengambil beberapa poin makna dan nilai postif dari upacara bendera merah putih yaitu :
1.     Mebiasakan disiplin
Dengan upacara bendera kita akan dilatih untuk tertib dan disiplin sesuai dengan susunan upacara. Ada tempat khusus bagi yang tidak disiplin karena kita tentu tidak mau disamakan dengan yang tidak bisa disiplin kan
2.     Menumbuhkan jiwa leadership
Upacara bendera dimanapun pasti ada jadwal bergantian yang menjadi petugas upacara dan bahkan dalam skala nasional ada sistem penyeleksian untuk petugas upacara. Para petugas dituntun dan diarahkan untuk dapat bertanggung jawab atas jalannya upacara sehingga dapat merasakan dan berlatih untuk menumbuhkan jiwa leadership.
3.     Membiasakan berpenampilan rapi
Ketika upacara tentu ada atribut yang khas dan wajib yang sudah ditentukan apabila tidak digunakan maka ada sangsi dari kurang rapinya minimal hukuman moralnya seperti malu karena tidak rapih
4.     Meningkatkan kekompakan dan kebersamaan
Kekompakan dan kebersamaan terlihat dari para peserta upacara yang mengikuti aba-aba dari petugas upacara. Menunjukkan kebersamaan selama upacara berlangsung dari awal hingga akhir upacara.
5.     Menumbuhkan jiwa nasionalisme
Upacara bendera diharapkan tidak hanya sekedar ritual dan budaya semata, namun dengan kegiatan upacara diharapkan dapat menumbuhkan sikap jiwa nasionalisme dalam benak peserta upacara dan mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang demi merebut kemerdekaan.

Semua orang memiliki sudut pandang berbeda terhadap pelaksaaan dan makna upacara bendera, bukan berarti yang tidak mengikuti upacara tidak memiliki jiwa nasionalisme. Karena pada dasarnya setiap orang memiliki cara dalam menumbukan jiwa nasionalisme termasuk saya sang kuda hitam yang tadinya hanya berdiri manis sebagai peserta upacara tapi akhirnya memiliki peran penting dalam upacara bendera setiap hari senin dan terutama jiwa tegas saya sangat tertanam setelah menjad anggota paskibra.

Kapan terakhir mengikuti upacara bendera?

Tulis yu pengalamanmu dalam bentuk tulisan
Doc : FP 1minggu1cerita

3 komentar:

  1. Teh simiati, saya juga dulu pnya guru namanya pa jae. Rumahnya di cipadung deket MAN 2 bandung. Teteh alumni MAN 2 ????

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya bukan di MAN 2 Bandung ka tapi di MAN Cibinong yang sekarang jadi MAN 1 Kabupaten Bogor

      Hapus