Orang yang pandai menulis adalah orang yang pandai membaca, begitu juga dengan memasak, idealnya kalau seseorang suka makan, harusnya ia juga pandai dalam memasak, sayangnya hal itu tidak berlaku pasti, karena dalam kenyataan, perempuan yang secara kodrat harusnya pandai memasak, tak sedikit yang tidak bisa memasak, dan malas belajar masak, membedakaan ketumbar dengan merica butiran saja sulit, apalagi membedakan jahe dengan lengkuas duh itu zaman dulu saya banget mau masak kacang ijo malah beli lengkuas (please deh)
Saya? bisa masak? yah... masak bisa, namun belum sepandai koki yang terampil gimana gitu, Insya Allah masak makan saya ga akan mati deh wkwkwkwk. Sayangnya tidak banyak orang yang paham akan memasak, memasak itu tidak sesederhana yang terlihat, akhirnya saya bisa memahami, mengapa kalau makan di Restoran, harga masakan menjadi lebih mahal, harganya bisa jadi dua bahkan tiga kali lipat dari harga yang seharusnya jika kita buat sendiri. Ini peralatan masak di kosn lah
Doc.Pribadi
Pasti sebagai seorang anak perempuan sudah tak asing dengan kalimat, “Masakan favorit adalah masakan ibu” hingga dari kalimat tersebut lahir asumsi, “ Aku mau bisa masak seenak ibuku”
Tapi
kalau mau sedikit curhat kalau rasa suka masak (ga disebut ahli atau terampil
ya paling ga bisa lah) karena kondisi pengen masak enak. Ya bisa dibilang umi
(panggilan untuk ibu.red) kalau masak ya gitu deh, bisa dibilang ala kemping
dan masak darurat. Bukan maksud untuk menghina atau tidak menghargai tapi
memang kita sebagai anak-anaknya sangat menyadari kekurangan ibu kita jadi
ketika beliau memasak kita tetap memakan karena menghargai dari upaya beliau
dalam melayani anak-anaknya.
Sehingga
dalam kehidupan saat ini ketika ada event memasak dalam kegiatan atau acara
apapun jadi lebih bijak, makan yang ada dan bila tidak suka ga usah banyak
cingcong atau rewel tinggal makan yang mau dimakan.
"Jujur itu penting tapi kadang kita suka melupakan antara jujur dan tidak menghargai hasil kerja orang"
Dalam
sebuah hidangan ada kerja keras didalamnya, satu piring masakan itu bisa
menghabiskan berjam – jam mengolah hanya untuk satu piring hidangan, belum
ditambah waktu belanja. Buat saya yang suka masak ada dua hidangan yang masaknya
lebih dari 3 jam yaitu Spageti, Tumpeng Nasi Liwet dan Ayam Saus Madu (masaknya
sendiri bukan keroyokan). Kenapa? Buat saya masak yang banyak adegan potong dan pengolahan beberapa kali itu lebih terasa lama daripada yang nunggu rebusan
Ini penampakan makanannya (untuk resep bisa lah liat di blog2 sebelumnya)
Doc. Nefi
Doc. Pribadi
Doc.Pribadi
Masaknya
berjam-jam untuk makannya ga sampai 5 menit apalagi kalau kalap, kapok ga yang
masak? Justru para juru masak atau koki merasa puas bila yang memakan
masakannya merasa puas dan menikmati hidangan yang disajikan.
Bahkan kira-kira 2 tahun yang lalu saya pernah coba bisnis kuliner dan lumayan lah pasarannya tapi berhenti karena ga kuat sama pengaturan waktu dan belum mampu bayar asisten jadi lah wassalam dulu, walau masih ada impian buat bikin kafe,,,soon Insya Allah
Bahkan kira-kira 2 tahun yang lalu saya pernah coba bisnis kuliner dan lumayan lah pasarannya tapi berhenti karena ga kuat sama pengaturan waktu dan belum mampu bayar asisten jadi lah wassalam dulu, walau masih ada impian buat bikin kafe,,,soon Insya Allah
Saya
pernah posting di instagram tentang kata (so) bijak tentang persiapan memasak,
Inilah
yang disebut bahan atau persiapan
Terkadang
kita masih terbelenggu dengan bahan dan persiapan tanpa langsung mempercepat
proses hingga dpt merasakan hasil
Hingga
kedepannya dapat memperbaiki cara kerja berikutnya
Berdasarkan
hasil posting instagram tanggal 11 april 2016
Doc.Pribadi
Pernah
loh saya ada masa merasa ga dihargai karena sudah meluangkan waktu untuk
memasak dalam porsi besar (ya semacam bakti di organisasi gitu deh), sampai
pada tahap disajikan semua orang merasa puas (secara suka pada bilang ga bisa
masak lah, takut gagal kalo masak untuk banyak orang) lalu apa? Gondok itu pas
liat di laporan kegiatannya tidak memunculkan dokumentasi kegiatan konsumsi,
marah? Iya lah karena masak itu adalah tim, dengan tidak memunculkan
dokumentasi sama saja dengan tidak menganggap tim konsumsi. Apa maknanya? Kadang
kita luput dari pemberian apresiasi terhadap karya orang. Terus gimana
sekarang? Ga gimana-mana masak aja karena memasak juga untuk diri sendiri, masa
trauma? Nanti pengeluaran membludak kalo beli mulu. Pernah posting tentang
makna memasak di instagram padahal kejadiannya sebelum waktu ini dan sangat
sesuai setelah kejadian hihihi
Hidup
itu ibarat masak
Pada
saat prosesnya lama harus ini dan itu
Rasanya
enak atau ga
Memanej
waktu agar tdk terlalu lama
Dan
sebagian besar susah utk memulai
Setelah
jadi waktu menerima hasil sangat cepat bahkan tidak terasa
Terkadang
tdk puas dan lebih suka dengan hasil orang lain
Yah
rumput tetangga lebih hijau
Tidak
sekedar menikmati hasil kita terkadang lupa untuk membereskan kembali dan
menata kembali ke posisi awal
Berdasarkan
posting instagram tanggal 20 Januari 2016
Jadi masaklah paling tidak bukan sekedar masak air dan mie instan
Doc. FP 1minggu1cerita
Salam kenal mbaaa.. Hiaaa masaknya lumayan tapi abisnya cpt yaa mba, hahaa.. Aku klo masakan laku juga senang bangeeet
BalasHapussalam kenal juga mba
HapusLiat piring hidangan tandas itu kenikmatan luar biasa
Mungkin saking lahapnya makan jd lupa didokumentasikan Mbak :)
BalasHapusMasak emang butuh waktu lama, eeehh pas makan bisa dalam waktu sekejap saja :D
Ya begitulah bagian dari cerita kehidupan hihihi
HapusMasak memang begitu lama makan begitu cepat
Terima kasih sudah kunjung