Analisis wacana adalah ilmu baru yang muncul beberapa puluh tahun belakangan ini. Aliran-aliran linguistik selama ini membatasi penganalisisannya hanya kepada soal kalimat dan barulah belakangan ini sebagian ahli bahasa memalingkan perhatiannya kepada penganalisisan wacana. Seperti yang banyak dilakukan dalam penelitian mengenai organisasi pemberitaan selama dan sesudah tahun 1960-an, analisis wacana menekankan pada ”how the ideological significance of news is part and parcel of the methods used to process news” (bagaimana siginifikansi ideologis berita merupakan bagian dan menjadi paket metode yang digunakan untuk memproses media)
Lantas, apakah yang disebut analisis wacana itu? Analisis wacana adalah studi tentang stuktur pesan dalam komunikasi. Lebih tepatnya lagi, analisis wacana adalah telaah mengenai aneka fungsi (pragmatik) bahasa. Kita menggunakan bahasa dalam kesinambungan atau untaian wacana.
Analisis wacana lahir dari kesadaran bahwa persoalan yang terdapat komunikasi bukan terbatas pada penggunaan kalimat atau bagian kalimat, fungsi dan inhern yang disebut wacana (Littlejohn, 1996:84). Dalam upaya menganalisis unit bahasa yang lebih besar dari kalimat tersebut, analisis wacana tidak terlepas dari pemakaian kaidah berbagai cabang ilmu bahasa, seperti halnya semantik, sintaksis, morfologi, dan fonologi.
Dari segi analisisnya, ciri dan sifat wacana itu dapat dikemukakan sebagai berikut :
- Analisis wacana membahas kaidah memakai bahasa di dalam masyarakat (rule of use – menurut Widdowson)
- Analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam konteks, teks, dan situasi (Firth)
- Analisis wacana meruapakan pemahaman rangkaian tuturan melalui interprestasi semantik (Beller)
- Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak berbahasa (what is said from what is done – menurut Labov)
- Analisa Wacana diarahkan kepada masalah memakai bahasa secara fungional (functional use of language – Coulthard)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar