Minggu, 17 Januari 2021

REVIEW NOVEL PASUNG JIWA OKKY MADASARI

doc.pribadi


Judul Buku             : PASUNG JIWA 

Penulis                   : Okky Madasari 

Penerbit                : PT. Gramedia Pustaka Utama 

Cetakan kedua       : Oktober 2015 

Jumlah Halaman     : 328 hlm 

ISBN                    : 978-602-03-2220-9 

Baca melalui aplikasi @gramediadigital

 

Tokoh utama dalam novel Pasung Jiwa adalah Sasana/Sasa dan Cak Jek/Jaka Wani/Jaka Baru. Sasana digambarkan sebagai seorang berjiwa perempuan yang terkungkung dalam tubuh lelaki. Dia lahir dari keluarga berada dan terpandang yang senantiasa mempersiapkan Sasana untuk menjadi seorang yang membanggakan kedua orangtuanya.

Cak Jek digambarkan sebagai seorang lelaki yang pandai bicara dan mempengaruhi sekitarnya. Masa kecilnya tidak terlalu diceritakan, tapi secara umum diceritakan dari keluarga kelas bawah.

Mereka dipertemukan di sebuah warung kopi milik Cak Man dan di sinilah awal perjalanan mereka dalam menemukan kebebasan jiwa mereka, yaitu melalui mengamen.

Sebuah perjalanan yang tak hanya berisikan tawa, tapi juga dipenuhi luka. Dari mulai luka fisik sampai luka batin.

Melalui dua tokoh utama, Sasana dan Jaka Wani, dihadirkan pergulatan manusia dalam mencari kebebasan dalam mencari kebebasan dan melepaskan diri dari segela kekurangan. Mulai dari kungkungan tubuh dan pikiran, kungkungan tradisi dan keluarga, kungkungan norma dan agama, hingga dominasi ekonomi dan belenggu kekuasaan.

“Tak ada jiwa yang bermasalah, yang bermasalah adalah hal-hal yang ada di luar jiwa itu. Yang bermasalah itu kebiasaan, aturan, orang-orang yang mau menjaga tatanan. Kalian semua harus dikeluarkan dari lingkungan mereka, hanya karena kalian berbeda” (hlm 146)

Pasung Jiwa adalah novel yang ditulis oleh mbak Okky Madasari untuk menyuarakan pendapat dan harapannya pada masalah kebebasan dan kemanusiaan. Sebuah karya sastra yang tak hanya menghibur pembaca juga memberikan pesan-pesan tentang keadilan, kebebasan, dan kemanusiaan. Sebuah novel yang memberikan pemahaman untuk dapat mengenal dan mencintai diri kita sendiri, agar diri kita menjadi rumah bagi tubuh kita sendiri.

Rating : 4,5/5

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar