Kepemimpinan : Tinjauan Selintas
Dalam suatu persekutuan masyarakat selalu terdapat unsur pimpinan dan masyarakat yang dipimpin. Mengapa hal itu terjadi ? Kalau kita pelajari dari kodrat manusia itu sendiri, melalui penelusuran dari berbagai pendapat yang berbeda-beda, satu pihak mengatakan bahwa manusia dilahirkan bagaikan kertas putih yang selanjutnya masyarakatlah yang mewarnainya. Teori ini dikenal dengan teori tabularasa.
Prof. Dr. Mattulada dalam rangka menjelaskan tentang kepemimpinan masyarakat Makasar menjelaskan bahwa seseorang dapat terpilih atau terangkat sebagai pemimpin, kalau yang bersangkutan memiliki kelebihan-kelebihan, diantaranya :
1) Kalabbirang, yaitu kemuliaan karena keturunan.
2) Kacaraddekang, yaitu kepandaian orang-orang berilmu.
3) Kabaraniang, yaitu keberanian atau kepahlawanan dan
4) Kakalumannyangang, yaitu kehartawanan.
Uraian diatas menjawab persoalan mengapa terjadi kepemimpinan, atau tegasnya ada masyarakat yang dipimpin dan sekelompok lain yang memimpinnya.
David Krech dalam bukunya Theory and Problem of Social Psychology, yang dikutip oleh Surjono Sukanto mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah merupakan hasil dari organisasi sosial yang telah terbentuk atau sebagai hasil dinamika dari interaksi sosial. Sejak terbentuknya suatu kelompok sosial, seorang atau beberapa orang diantara warga-warganya peranan yang lebih aktif daripada rekan-rekannya, sehingga orang-orang tadi atau beberapa orang tampak lebih menonjol dari lain-lainnya. Itulah asal mula timbul kepemimpinan. Berbeda dengan David Krech, Dr. SP. Siagian MPA, mengemukakan bahwa terdapat tiga macam teori timbulnya pemimpin yang baik yaitu (1) Teori Genetis, ialah bahwa seseorang itu menjadi pemimpin yang baik, karena telah ditakdirkan oleh Tuhan dimana sejak ia dilahirkan telah mempunyai bakat-bakat kepemimpinan. (2) Teori Sosial ialah bahwa seseorang menjadi pemimpin karena mendapat pendidikan dan pengalaman tentang kepemimpinan. (3) Teori Ekologis, mengatakan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin yang baik, bila orang tersebut kebetulan telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan dan selanjutnya mendapatkan lingkungan yang menolong tumbuhnya bakat kepemimpinan itu. Teori yang terakhir merupakan perpaduan diantara kedua teori yang mendahuluinya. Masih dalam lingkup pembahasan tentang teori munculnya kepemimpinan, Ordways Tead dalam bukunya “The Art of Leadership” menjelaskan bahwa penyebab munculnya seseorang menjadi pemimpin ini ada tiga, yaitu :
1) Karena membentuk sendiri.
2) Dipilih karena golongan, yakni ia menjadi pemimpin karena jasa-jasanya, kecakapannya, keberanian dan sebagainya terhadap organisasi.
3) Karena ditunjuk dari atas.
Seperti David Krech melihat dari sudut kemampuan seseorang yang melebihi dari yang lain. Siagian menyoroti dari persyaratan yang harus dimiliki agar seseorang menjadi pemimpin yang baik, sedangkan Ordways Tead titik perhatiannya pada operasional pemunculannya seseorang ke tangga kepemimpinan. Adanya perbedaan tersebut disebabkan oleh luasnya lingkup dan bervariasi jenis kepemimpinan itu sendiri.
Unsur – unsur pokok dalam kepemimpinan menurut Kuntjaraningrat meliputi:
1) Kekuasaan atau Power
Kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk menyebabkan orang atau orang – orang tertentu melakukan apa yang dikehendakinya, karena mereka sadar bahwa kalau mereka tidak menaatinya, mereka akan mengalami akibat negative yang dapat ditimbulkan oleh pihak yang berkuasa
2) Kewenangan atau authority
Suatu hak untuk mengambil suatu keputusan yang mengikat sekelompok orang berdasarkan suatu penerimaan atau pengesahan. Yang lebih dikenal sebagai kekuasaan yang telah dilembagakan.
3) Popularitas
Kekuasaan dan kewenangan tanpa popularitas, ketaatan masyarakat yang dipimpinnya hanya akan terdorong oleh rasa takut atau karena secara otomatis orang memang harus takut kepada pemimpin yang telah mendapat wewenang secara resmi.
Sifat – sifat kepemimpinan menurut Koetjaraningrat adalah sebagai berikut:
1. Sifat yang disenangi oleh warga masyarakat pada umumnya
2. Sifat yang menjadi cita – cita dari banyak warga masyarakat dan yang karena itu suka ditiru
3. Keahlian yang diperlukan dan diakui oleh warga masyarakat
4. Pengesahan resmi atau legitimasi menurut prosedur yang telah ditetapkan oleh adat masyarakat yang bersangkutan
5. Sifat kramat menurut pandangan umum masyarakat
6. Lambang – lambang pimpinan resmi yang telah ditentukan oleh adat dalam masyarakat
7. Kemampuan untuk mempergunakan kekuatan fisik yang nyata
Sifat – sifat pemimpin menurut Dr. W.A. Gerungan, yaitu:
1. Penglihatan social
2. Kemampuan berpikir abstrak
3. Keseimbangan social
Masih dalam kaitannya dengan ciri – ciri yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin , Charles Hickman Titus, dalam bukunya The Process of Leadership yang dikutip oleh Drs
Onong M. Effendy, MA berpendapat bahwa khususnya kepemimpinan politik harus memiliki sifat – sifat, yaitu: kapasitas, intelektual, rasa diri penting, vitalitas, latihan, pengalaman dan reputasi. Barangkali yang paling baik bagi seorang pemimpin adalah bila ia memiliki keseluruhan sifat – sifat positif tersebut bahkan sifat lain yang terpuji yang sesuai dengan kondisi dan situasi masyarakat yang dipimpinannya. Bila sifat tersebut telah melekat pada seorang pemimpin, maka tumbuhlah padanya kewibawaan yang diperlukan dalam satu kepemimpinan, Berdasarkan kewibawaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Kepemimpinan Autokratis, biasanya kewibawaan bersumber dari kharisma pemegang kepemimpinan. Dalam hal ini kepatuhan dan kesetiaan para pengikut atau bawahan timbul dari kepercayaan yang penuh kepada pemimpin yang dicintai, dihormati dan dikaguminya lantaran dianggap memiliki sifat keluarbiasaan.
Kepemimpinan Demokratis, kewibawaan sebenarnya lebih umum diperolah karena memiliki sifat – sifat yang dianggap oleh para pengikut atau masyarakat yang dipimpinnya tersebut sebagai sifat terpuji, disamping prestasi tinggi yang diwujudkan selama memegang kepemimpinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar