Minggu, 31 Januari 2021

REVIEW NOVEL RUMAH LEBAH

 

doc.pribadi


IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Rumah Lebah

Penulis : Ruwi Meita

Penerbit : Bhuana Ilmu Populer

Penyunting : Aprilia Wirahma

Desainer : Alif Mustofa

Ilustrasi Sampul : Ikbar Munandar (garisinau)

Tebal : 286 Halaman

ISBN : 978-623-216-484-0

2019

Genre : Psychology thriller

 

Siapa disini yang bacaan bukunya dominan thriller? suka/pernah baca buku thriller? Ini salah satu buku dengan genre tersebut. Kalau lihat percakapan siang, ada beberapa yang sudah baca bukunya, mau ulang lagi, disini siapa yang sudah baca buku Rumah Lebah?

 

Ada yang versi terbitan Gagas Media dan Bhuana Ilmu Populer, saya baca versi yang Bhuana Ilmu Populer dengan cover terbarunya. Kalau dibaca blurbnya pun, antara versi Gagas Media dan Bhuana Ilmu Populer sedikit berbeda, tapi isi tetap sama. Mari mulai dengan saya sampaikan blurbnya, ya.


Blurb

 

Mala, gadis kecil berusia enam tahun yang terobsesi dengan ensiklopedia. Dia hanya membaca buku ensiklopedia dan selalu mengurutkan buku satu sampai buku terakhir dari sisi kiri ke sisi kanan. Dia juga tertarik dengan beruang.

 

Di rumah, Mala hanya tinggal bersama orangtuanya, tetapi dia selalu membicarakan enam orang asing yang hidup bersama di dalam rumahnya. Dia selalu takut pada Satira, bersahabat dekat dengan Wilis, berbicara dengan Tante Ana yang suka berdandan, belajar Spanyol dengan Abuela, dan si Kembar yang hanya bisa mendengar, melihat dan mencatat.

 

Siapakah sebenarnya enam orang asing yang selalu dibicarakan Mala? Rahasia apakah yang dimiliki oleh enam orang asing tersebut?

 

Tenang, jangan berpikir ini buku horor banget, mari ikuti gambaran singkat tentang buku ini, yaaa


Coretan cerita tentang buku

 

“Jiwa kita adalah rumah tanpa jendela dan pintu, anehnya kita pasti bisa keluar untuk berlarian di padang rumput, membebaskan tubuh kita, dan menyanyikan lagu para ilalang.”

(hal.18)

 

Jika hanya membaca judulnya saja orang tidak akan tahu apa yang coba disampaikan penulis dalam novelnya Rumah Lebah Rahasia. Orang akan berfikir "untuk apa menceritakan kehidupan lebah", “Oh, buku anak tentang kehidupan lebah” atau asumsi lainnya. Penulis seolah menyajikan cerita berbeda dari buku dengan genre yang sejenis. Novel Rumah Lebah, memberikan hiburan unik yang berisi, menegangkan dan menimbulkan rasa penasaran yang segar.

 

Kisah yang disajikan mampu menembus batas nalar, tapi bukan sebuah kisah dongeng yang hanya berisi khayalan semata. Bahasa cerita di sajikan dengan baik dan mudah dimengerti. Cerita dalam buku ini, dibangun dengan mendeskripsikan alur-alur cerita dalam novel Rumah Lebah. Membuat akhir cerita yang misterius dari kisah thriller yang dikembangkannya.

 

Karakter-karakter yang digambarkan sangat hidup. Penulis mengajak kita berimajinasi mengungkap misteri-misteri yang terjadi dalam novel Rumah Lebah Rahasia. Saya menyangka novel Rumah Lebah Rahasia adalah novel terjemahan.

 

Rumah Lebah Rahasia bercerita tentang keluarga kecil yang tinggal dengan latar tempat di daerah kecil di Ponorogo. Sebuah rumah di sebuah bukit kecil menjadi saksi semua peristiwa-peristiwa misterius yang terjadi dalam keluarga tersebut. Keluarga kecil ini memang hanya terdiri dari Winaya (ayah), Nawai (ibu) dan seorang gadis kecil bernama Mala yang memiliki dunianya sendiri tapi keluarga ini ternyata di kelilingi wajah-wajah asing yang misterius.

 

Mala sang gadis kecil berteman akrab dengan wajah-wajah asing tersebut. Mereka adalah Satira, Wilis, Tante Ana, Abuela dan si Kembar yang hanya bisa mendengar, melihat dan mencatat. Wajah-wajah asing ini mengajarkan Mala banyak hal, mereka teman yang paling baik, teman yang pemalu, juga ada yang bebahaya.

 

Rumah mereka di perbukitan ternyata bertetangga dengan vila milik seorang pengusaha bernama Rayhan. Ia dikenal sebagai seseorang yang memuja kesempurnaan dan seringkali membawa perempuan yang berbeda ke vilanya. Adalah Alegra, seorang artis ibu kota yang menjadi salah satu perempuan yang berhubungan dengan Rayhan dan terpilih memerankan tokoh utama dalam novel yang ditulis Winaya.

 

Masing-masing Wajah-wajah asing ini memiliki rahasia, rahasia yang tidak boleh diketahui, rahasia-rahasia yang seharusnya tidak boleh terungkap. Tapi berbahaya jika terus tersembunyi. Nawai, Sang ibu, khawatir terhadap Mala yang berteman dengan sang wajah-wajah asing. Karena khawatir dengan Mala, Nawai mulai berusaha mengungkap misteri di balik sang wajah-wajah asing. Namun saat Nawai berusaha keras menemukannya Nawai justru jatuh sakit.

 

Peristiwa-peristiwa pun mulai terjadi dan semakin berkembang. Tidak hanya mengenai persahabatan sang wajah-wajah asing dengan Mala. Tapi juga mengenai peristiwa pembunuhan yang tiba-tiba terjadi didekat pondok rumah tinggal mereka. Yang mau tidak mau membuat keluarga kecil ini turut terseret dalam berbagai kisah misteri tersebut.

 

Ketika seekor ratu lebah menetas dia akan menjerit dengan lengkingan yang kuat. Siapapun lebah betina yang ikut menetas bersamanya menjawab lengkingan itu maka dia telah berbuat kesalahan. Sama saja dia memanggil kematiannya sendiri. Hanya boleh ada satu ekor ratu lebah dan sang ratu akan membunuhi siapa pun saingannya.

 

Jalan cerita Rumah Lebah ini awalnya memang sempat membuatku bingung (terutama penggunaan alur maju mundur di awal). Bahkan sempat mengira kalau buku ini bergenre horor dan bikin males baca pas malem-malem (asli imajinasi liar sekali kalau dibaca malam). Namun seiring berjalannya cerita dan mulai paham alurnya, ceritanya page turner banget!

 

Karakterisasi dan penggambaran latar cerita begitu kuat dan misterius, plotnya pun rapi. Walaupun sudah bisa menebak inti cerita di pertengahan buku, pelaku utamanya sendiri benar-benar tidak terduga sampai segalanya terungkap.

 

Walaupun masih ada konflik yang masih terasa menggantung dan belum benar-benar terselesaikan, sepertinya penulis ingin membiarkan pembaca untuk mengimajinasikan sendiri penyelesaiannya.

 

Secara keseluruhan, bagi pecinta buku bergenre psycho thriller, cerita Rumah Lebah ini mengasyikkan dan tidak boleh dilewatkan. Tiap lembar ceritanya bikin penasaran dan ingin cepat-cepat diselesaikan.


“Tidak ada yang pernah tahu kapan biji tanaman tumbuh karena dia selalu mengelabui. Jadi, saat mimpi buruk bercerita tentang pembunuhan yang terjadi atas dirimu, anggaplah sebagai gladi kotor kematianmu. Karena kematian memang selalu mengelabui dan datang tiba-tiba. Bersiap-siaplah selalu….”

(hal.113)


Bagi yang ingin membaca tapi belum bisa beli buku fisiknya, bisa baca di aplikasi gramedia digital. Seperti diriku yang awalnya baca di aplikasi gramedia digital, eh malah tergoda untuk beli buku fisiknya 😆😆😆

doc.pribadi


Pernah disampaikan ulasanku di OWOB Bahas buku di WAG OWOB 

sumber : https://www.instagram.com/p/CKnbvE7AYR_/?utm_source=ig_web_copy_link


Tidak ada komentar:

Posting Komentar