Rabu, 29 April 2020

HAL PERTAMA YANG AKAN DILAKUKAN


doc pribadi

Setelah masa pandemik ini berlalu dan bumi dinyatakan sehat untuk melakukan segala aktivitas tanpa terbatas dan proteksi diri yaitu melangkah keluar gerbang rumah ini dengan keluar tanpa masker, tidak repot membawa segala proteksi diri dan ketika kembali setelah beraktivitas dari luar bisa leha-leha ga buru-buru mandi keramas dan segera mencuci bersih pakaian yang digunakan. Tentunya ingin mengunjungi orang tua di Bogor dan Sumedang selama 6 minggu dirumah benar terasa makna keluarga yang tak didapat dari yang lain.

Ingin nongkrong sekejap dengan berbagai relasi, di masa pandemik ini amat terlihat siapa yang benar-benar sahabat dan hanya teman biasa saja. Berandai-andai dulu boleh kan agar bisa membahagian hati ini yang mengejar 6 tulisan dalam satu hari akibat terlalu santuy terhadap kewajiban yang harus menulis satu hari satu tulisan hahahahahaha

WOLES TERHADAP SEGALA PEMBERITAAN



Begitu banyak berita dan kabar tentang Covid-19 sudah pasti kita dapatkan di setiap sosial media, media massa sampai jadi obrolan ketika belanja ke warung sayur (ibu-ibu banget ya ampun). Pada dasarnya sumbernya fakta yang akhirnya terlalu banyak bumbu opini yang secara pesan berantai dengan tambahan sudut pandang penerima sehingga terkadang akhirnya menjadi sebuah hoax, apalagi sudah dibuat cocokologi dengan hal yang bersifat politik duhhhhh. Bad News is Good News konon kabarnya yang sering kudengar ketika ada acara debat-debat di TV.

Ketika diawal masa-masa dihimbau untuk diam dirumah segala macam informasi masuk baik data jumlah, pencegahan-pencegahan, kondisi setiap daerah dan hal lainnya yang belum tentu kebenerannya dengan dalih apabila di bantah bahwa berita itu hoax dengan pendapat "buat pengingat aja" ingin sekali bilang sekarang negara kita sudah ada UU ITE tapi ya hanya bisa berkata dalam hati saja mengingat grup dan yang menyebarkannya ah sudahlah. 

Lalu bagaimana menyikapi kondisi seperti itu "WOLES" dan berusaha cari kebahagiaan atas segala hirup piruk dan hingar bingar pemberitaan, bukan menjadi seolah antipati dan jadi gerakan anti nonton TV, blokir segala akses pemberitaan. Ya tonton aja sih biar jadi ilmu filter juga terhadap informasi, kalau ga suka pindah atau matikan. Kalau ada informasi yang kamu gatal sekali ingin berkata kasar dan bilang itu tidak benar, ketahuilah susah bilang ga bener ke orang tua dan kurang waras jadi sebagai orang yang berusaha untuk waras ngalah aja biar imun terjaga dan hati bahagia agar baik selama masa pandemik ini. 

Bahagia adalah kunci dari segala kunci 

MANFAAT BERKEBUN DI RUMAH SELAMA COVID-19


Doc pribadi dengan hasil edit menggunakan aplikasi PhotoGrid

Berkebun di rumah menjadi salah satu kegiatan favorit refreshing suami di kala penat pekerjaannya. Mungkin latar belakang masa kecilnya bertani sehingga sekalipun sekarang sudah tidak bertani dan menjadi guru tentulah tidak kacang lupa kulit bahkan masa-masa kuliahpun suka memanfaatkan lahan di sekretariat pramuka. Ketika menikah melihat area rumah banyak yang bisa dijadikan sebagai sarana untuk melampiaskan kesukaan berkebun maka beliau memanfaatkan lantai atas (dahulunya ketika rumah masih ramai itu dijadikan tempat jemuran dan main rumah-rumahan sama sepupu), samping rumah, depan rumah dan garasi untuk bercocok tanam.
Bahkan saya yang memang tinggal dan tahu seluk beluk rumah untuk berkebun tidak pernah ada dalam pikiran, sekalipun dahulu mbah memang suka menanam aneka macam pohon yang kita terkadang suka menikmati buah dari hasil pohon-pohon tersebut. Dengan tangan yang memang mengenal cara berkebun tentulah hasil berbeda dan bahagianya tentu saya sebagai manajer dapur dimana dalam hal sulit di masa pandemik ini sangat membantu sekali. Minuman pohpohan atau curcuma lah itu semua hasil dari kebun yang jadi tidak menjerit dengan mahalnya harga bumbu dapur. Kegiatan berkebun merupakan kegiatan yang positif untuk mengisi waktu luang di masa Covid-19 dan tentu banyak manfaat yang didapatkan dari berkebun di rumah. Seperti yang dikutip dari https://www.suara.com/bisnis/2016/02/17/074028/ini-tiga-manfaat-berkebun-di-rumah
1.Kesehatan Mental
Dengan berkebun, Anda akan melakukan kontak langsung dengan alam dan hal ini bisa meningkatkan mood yang baik dalam diri seseorang. Melihat tanaman yang tumbuh, bunga yang mekar, atau pohon yang berbuah bisa membuat Anda senang. 

2. Kesehatan Fisik
Berkebun juga menyehatkan karena ada aktivitas fisik yang terjadi. Anda akan membakar kalori saat menyiram, menggemburkan tanah, mencabut rumput, dan sebagainya. Merawat tanaman akan membuat tubuh Anda bergerak sehingga bisa membuat tubuh Anda lebih fit.

3.Melindungi Bumi
Selain itu, berkebun menjadi salah satu cara untuk turut menjaga dan melindungi bumi karena bisa membantu menyerap karbon dioksida, menghasilkan oksigen, dan menetralkan polusi udara di lingkungan rumah Anda.

Tambahan manfaat yang saya rasakan dari (menikmati) hasil berkebun yaitu
4. Mengurangi pengeluaran
Kita dapat mengurangi pengeluaran untuk belanja sayur dan buah sehari-hari. Dengan demikian, uangnya dapat anda pergunakan untuk keperluan lainnya jadi lebih hemat.
5. Instagrammable
Tanaman dianggap tidak memberikan keindahan bagi pandangan mata. Namun, bila ditanam dalah sebuah halaman atau pekarangan yang dibuat dengan telaten akan menghasilkan pemandangan indah yang bagus dijadikan konten story whatsapp, instagram dan blog dong ya seperti saat ini.

Mari memanfaatkan lahan sekecil apapun untuk bertanam karena banyak cara untuk memanfaatkan media berkebun asal bukan kebun dan pekarangan tetangga. Kalau tidak bisa mari memotivasi keluarga kita untuk berkebun seperti saya sehingga nanti menghasilkan panen yang dinikmati oleh saya hahahahahah

NONGKRONG ONLINE SELAMA COVID-19

Dibeberapa tes psikolog baik yang legal ataupun ala-ala internet saya terduga sebagai anak introvet, suka kaget juga sih tapi begitu baca penjelasannya memang benar sih bahkan sekelas untuk cerita hal yang personal sekalipun dikorek pasti tidak segitu mudahnya untuk menyampaikan isi hati dan kecenderungan anti sosial. Masa pandemik ini banyak yang bilang bersyukurlah jadi anak intovet pasti akan jadi sebuah situasi kenyamanan untuk diam dirumah, bekerja dirumah dan pembatasan kepentingan keluar rumah. Ternyata kenyataannya tidak seperti itu saudara-saudara, anak introvet macam diriku aja sudah gerah, bosan dan gatal ingin sekedar nongkrong sekejap tanpa perlu dimasker, ribet bawa proteksi diri dan bisa leha-leha kalau sudah dirumah tanpa buru-buru ganti baju dan mandi keramas. Mohon maaf ya bukan bermaksud untuk mengeluh tapi sekedar sebuah spam emosi sedetik saja.

Di tengah wabah pandemik Covid-19 yang membuat para karyawan kantor terpaksa bekerja dari rumah, popularitas aplikasi video conferencing untuk tatap muka dari jauh meroket. Mengingat suami adalah orang IT yang punya akses sebagai admin di aplikasi cisco, jadi ketika kosong tanpa meeting tercetuslah untuk melakukan nongkrong online atau gayanya bahasa sekarang nongkrong virtual dengan teman seperjuangan kami di pramuka kampus, FYI kami menikah karena bertemu atau cinlok ketika mengikuti UKM Pramuka UPI Bandung (scrol-scrol blog sebelumnya ya sering ku sisipkan cerita cintaku). Nongkrong online ini terjadi di hari Selasa tanggal 14 April 2020. Kenapa ga pakai zoom seperti pada umunya? Jauh sebelum berita jebol data dan di hack kalau pakai aplikasi zoom, suami memang selalu menyarankan untuk tidak pakai aplikasi tsb kecuali bila terpaksa pun dengan segala proteksinya agar data kita aman. 

Selama nongkrong online memang tidak seperti ketika kita nongkrong yang berhadapan langsung, beda sekali keterbatasan sinyal bahkan aplikasi conferencing kalau dicari sumber informasinya memang nyata adanya sangat menyedot kuota untungnya dirumah pakai wifi jadi ga segondok yang pakai kuota lah. Tentu sebagian besar atau bahkan semua setuju selama covid ini pengeluaran kuota dan pemakaian smartphone bagaikan kebutuhan pokok disamping nafsu makan yang berlebih.

Inilah nongkrong onlineku diluar kebutuhan pekerjaan bersama teman-teman masa kejayaan kuliah, FYI orang-orang ini Alhamdulillah masih pada hidup dengan segala aktivitasnya padahal dahulu perut-perutnya jadi saksi segala macam percobaan makanan yang saya buat, entah efek kepepet daripada tidak ada yang dimakan mungkin hahaha.


doc pribadi (hasil sreenshoot dari PC)

Saran agar nyaman menggunakan aplikasi conferencing baiknya menggunakan laptop saja agar aman dari jebol data dan tangan-tangan jahil. Pastikan sinyal mendukung, aplikasi ini bisa terlihat sekali kalau tidak ada sinyal pasti luplep dan tentunya paket data harus cukup agar setelah nongkrong online ga gigit jadi karena tidak punya kuota buat menemani rebahan.

Kalau tidak bisa untuk nongkrong melalui aplikasi conferencing maka ada hal sederhana seperti chat-chat memalui sosmed yang rutin dan menyamankan tidak sebar-sebar berita yang belum tentu kebenerannya. Yang suka saya lakukan yaitu whatsapp grup voice call, bahkan rekor terlama di masa pandemik ini saya bisa habiskan selama 3 jam. Ngobrol apa aja? Apapun, inilah yang disebut pertemanan ketika bisa mengobrol lama-lama berarti persahabatannya solid. Kami bertemu di suatu tempat yang akhirnya saya resign di tempat itu, katanya kalau kita keluar dari dunia kerja pertemanannya hanya kepentingan profesional dan ketika keluar tidak akan punya persahabatan. Mungkin iya tapi Alhamdulillah saya masih komunikasi dengan tiga orang ini dan teman-teman lain yang bisa rutin untuk nongkrong dengan rutin dan obrolan ga cuma gibahan aja tapi obrolan sharing personal.

doc pribadi hasil SC dari hape

Selalu ada berbagai cara membuat kita selalu bahagia sekalipun kondisi sekarang amatlah membuat mental tidak waras.

NYAMAN SELAMA WORK FROM HOME SELAMA COVID-19

Selama masa covid-19 yang menghimbau kita untuk WFH selain pekerjaan yang memang diharuskan untuk tetap keluar rumah salama pandemik. Bagi orang yang terbiasa berinteraksi dengan orang lain, bekerja dengan nuansa kantor tiba-tiba dirumah dalam jangka waktu yang lama tentulah jadi sebuah masalah bisa menjadi tidak waras secara mental padahal kewarasan mental menjadi sebuah keharusan agar imun selalu terjaga.

Itupun yang terjadi terhadap suami, awal-awal perlu penyesuaian dengan pola WFH (pekerjaan sebagai guru produktif informatika), dimana mainset rumah adalah tempat beristirahat yang kalau ga kepepet ga akan mengurusi pekerjaan. 

Sebagai seorang istri tentu perlu ikut membantu menyamankan suasana bekerja agar tetap produktif. Fase pertama beliau bekerja di depan ruang TV dengan posisi duduk di kursi lalu karena lelah akhirnya duduk dibawah lantai. 

Fase kedua akhirnya saya kasih bantal duduk agar nyaman tetapi permasalahan berikutnya kalau cape akhirnya tidur di kursi. Suka mengeluh sakit badan karena tidur di kursi yang bukan sofa gitu kan ya jadi wajar saja badan jadi sakit.

Fase ketiga tiba-tiba terlintas dalam pikiran kenapa ga sekalian simpen kasur single aja di tempat biasa dia bekerja dan ternyata suasana hatinya lebih baik. Lalu ada pertanyaan kenapa beliau tidak ada inisiatif dalam hal ini, memang secara kecenderungan beliau tidak banyak inisiatif dan rada pasrah sama keadaan jadi istrinya rada vokal urusan seperti ini. 

doc pribadi

Seperti tukang jaga warnet ya hihihi, tapi memang karena suami pekerjaannya di bidang IT jadi seperti itulah penampakan ruang kerjanya sekarang. Ada ruang kerja yang duduk di kursi tapi entah mengapa selama masa ini tidak tersentuh sama beliau mungkin kalau bosan dengan posisi rebahan santuy dia akan bekerja dengan posisi duduk.


doc pribadi

Karena istrinya juga sibuk utak atik dapur akibat nafsu makan main naik selama banyak diam dirumah jadi ada bonus yang menemani si makhluk lucu warna abu-abu dan bila beliau lelah di depan layar bisa dipakai rebahan. Siapa tau posisi nyaman ini bisa jadi referensi yang membaca dan mengatur tempat bekerja agar nyaman. Ketahuilah kita harus tetap waras dan nyaman di rumah agar imun tidak ngedrop. 

Jumat, 24 April 2020

PENTINGNYA PENAMPILAN SELAMA MASA COVID-19

Tulisan pertama saya di bloger perempuan ingin yang simpel-simpel saja mengingat menjalani kehidupan selama masa pandemik ini sudah bikin imun suka autodrop. Apalagi sudah banyak melewatkan tulisan dengan hutang-hutang yang tentunya akan kulunasi secara bertahap xixixixi.

Pernah ada di fase repot kalau mau pergi kemana-mana karena harus berpenampilan oke dan make up selalu on?

Hampir sebagian besar perempuan ketika keluar rumah tentu yang dipikirkan adalah penampilan minimal tidak terlihat sudah mandi sekalipun belum tentu. Ketika sebelum masa pandemik ada sebuah pepatah perempuan pada umumnya suka mengatakan, "Tidak apa-apa belum mandi yang penting jangan lupa pakai lipstik". Tentu pepatah ini tidak berlaku ketika masa pandemik ini dimana sekalipun masker dibuat selucu mungkin tentu tidak terlihat warna lipstik kita yang merona.

Jadi sekarang saya punya pepatah di penampilan perempuan sekarang, "Tidak apa-apa belum mandi yang penting riasan mata pastikan tidak terlihat kerutan dan mata panda" (mau pakai alis suka ga berani karena misua autoambilitisubasahsayyyyy.  Bagi saya perempuan berhijab, dengan keluar untuk kepentingan mendesak dan memang harus keluar terutama urusan perut yang perlu diwaraskan agar imun tetap baik, kerudung yang dipakai benar-benar dibuat senyaman mungkin dan simpel. Sudah tidak ada istilah hijab ala ala deh buat nyaman memakai masker aja udah bikin nafas berasa sesak, terutama ketika wilayah Bandung Raya kena aturan PSBB yang harus pakai masker kemana-mana (domisili tempat tinggal saya di Cimahi).

Ini beberapa tampilan penampilan saya pada saat keluar rumah 

Tampilan look hijab dan make up kalau keluar rada jauh seperti ambil uang ke ATM, belanja ke minimarket/supermarket atau lainnya dimana minimal sejam keluar dari rumah





Tampilan look hijab dan make up kalau keluar dekat seperti warung sayur, beli-beli yang sekitar rumah atau kunjung ke rumah tante yang di depan rumah




Sesuai dengan saran dan himbauan yang saya baca dan dengar dari beberapa artikel ketika kita pulang dari keluar rumah dan berinteraksi dengan orang, maka setelah pulang harus segera lepas alas kaki, seluruh pakaian diganti termasuk masker (selama masa pandemik ini saya menggunakan masker kain dengan berbagai tipe, pertama tidak mau ikut panik dengan mencari masker bedah dan memang aktvitas masih dalam taraf normal) dan mandi keramas. Peralatan tempur yang saya bawa ketika keluar rumah ada di tulisan http://simiati257.blogspot.com/2020/03/peralatan-tempur-ketika-keluar-di-masa.html

Menjaga penampilan tentu penting selama hampir sebulan dirumah jadi suka merasa baju tidur dan baju santai rumah lebih sedikit daripada pakaian keluar mungkin bisa nanti ketika pergi ke dapur harus memakai pakaian nongkrong dan seragam kerja (baju ngajar maksudnya) hahahahahaha. Jangan lupa make up yang sudah dibeli dan tidak pernah dipakai agar sesekali dipakai, karena bisa jadi dahulu kita ingin berpenampilan cantik untuk orang lain bukan untuk keluarga terutama suami. 


Minggu, 12 April 2020

JARAK MENJADI SEBUAH BARANG MEWAH


Sebagai anak yang jauh dr orang tua dan mertua kondisi sekarang adalah sebuah hal paling pelik yang dirasakan dimana himbauan pemerintah untuk tidak memperbolehkan mudik sebuah hal paling drama. Walau masih dalam satu provinsi tapi mudik dan mengunjungi orang tua tidak bisa dilakukan secara sering mengingat persiapan finansial pun amat perlu dipersiapkan.

Jarak menjadi sebuah hal yang amat mewah saat ini apalagi ketika orang tua sudah mulai menanyakan kabar dan meminta untuk diam saja di tempat orang tua. Ingin pulang sudah pasti karena di masa sekarang arti keluarga amat terasa sekali tapi rasa sayang untuk memutus rantai penyebaran amatlah penting.

Ini hanya sebuah coretan kelelahan akan pelik kehidupan yang sudah mulai membosankan, untuk tipe tertutup dan hidupnya senang rebahan saya pun sudah jengah dan ingin segera berakhir dan melalukan aktivitas seperti biasa. Saat ini yang tak mungkin merasa jadi manusia paling susah, dengan suka melihat sekitar bahkan untuk makan sekalipun harus gadai barang tentu jadi sebuah tamparan agar selalu bersyukur dan menikmati hidup