Jumat, 30 Desember 2016

FROM SETIABUDI 229 WITH LOVE (Part 1)


Call it a clan, call it a network, call it a tribe, call it a family: Whatever you call it, whoever you are, you need one. 
— Jane Howard —


Mengawali menulis kisah dua insan yang dipertemukan dalam satu organsasi hingga akhirnya yang orang katakan cinta lokasi. Terkadang menuliskan sesuatu roman non fiksi banyak kekhawatiran terdapat makna tersirat yang menyinggung atau tidak berkenan untuk dibaca secara umum jadi ya banyak hal yang coba di filter dan di hide demi demi yang ingin didemikan.


"Teruntuk Kiki Solihin, S.Pd yang selalu memotivasi dan mendampingi dengan sabar dan penuh pengertian kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi."

(Tulisan sesuai dengan ucapan terima kasih dalam skripsi pemilik blog)


Hai patner yang hingga tulisan ini di publish terhitung sudah 78 bulan 6 hari kita berjalan sebagai sahabat. Sahabat berbagi dalam berbagai hal dan menghargai pilihan kehidupan tanpa saling mengekang, mengawali komitmen sebagai pacar. Selama 78 bulan 6 hari aku tetap menjadi pribadi yang bisa tetap menjalani kehidupan dengan apa yang kupilih tanpa perlu meminta pertimbangan dan saling menekan, "belum jadi suami aja so ngekang dan ga bolehin ini itu situ oke"
Bertemu di bulan september 2009 sebagai pengurus yang menyambut adik baru dan masih sama-sama asing dalam komunikasi. Pernah menjadi pemateri manajemen perkemahan pun yang ada dia ku serang dengan pertanyaan abis kesel dijawab singkat dan tiis pisan (kayanya dia mah lupa).
Mulai saling mengenal di Desember 2009 sempat menemui kecocokan hingga akhirnya memutuskan untuk berjalan dengan kehidupan dan waktu karena sama-sama menghargai pasangan masing-masing.
Hingga akhirnya hati tak dapat dibohongi untuk menjadikan sebagai sebuah hubungan tepat di 25 Juni 2010 berkomitmen untuk menjadi pasangan, berkomitmen untuk tidak saling menutupi kekurangan tapi saling menguatkan. Kerikil permasalahan selalu ada mulai dari awal tahun yang alay dan menomor satukan kehidupan berdua hingga akhirnya mengalir seperti waktu yang terus berjalan.
Akhir tahun 2013 tepat di waktu setelah lebaran menjadi prototype pasangan dalam tempat yang mempertemukan kita, selalu disoroti hingga terkadang kita lelah untuk selalu terlihat sempurna dari satu sudut pandang hingga akhirnya memutuskan untuk tabah akan setiap penilaian karena lebih baik mengerjakan yang bisa dilakukan tanpa lelah, hingga akhirnya kita akan tetap menjadi kita. Apakah kita kalah dengan pandangan itu? Sepertinya tidak karena waktu yang membuat pada umumnya dapat melihat karya yang kita hasilkan sekalipun tidak diakui dan diapresiasi karena kita tidak pintar menjadi penjilat yang baik.
Tepat di tahun 2016 hampir setengah tahun menjadi goncangan terbesar dalam kisah kita fase dimana segalanya seperti hambar dan tak bernyawa hingga akhirnya untuk menapaki langkah paling serius tepat di tanggal 25 Desember 2016 kau datang bersama dengan keluargamu karena kita tidak sekedar kita, ada keluarga yang akan disatukan dan doa mereka menyertai di setiap perjalanan kita. Beberapa bulan ke depan akan menjadi hari sakral dalam hidup kita, semoga selalu diberi kelancaran.
Ada beberapa hal yang membuat kita bertahan salah satunya yaitu jangan biarkan orang lain ngontrak ketika kita berdua (dunia itu bukan cuma milik berdua bro dan jangan biarkan mereka canggung ketika ada pasangan), salah dua dan seterusnya nanti di part berikutnya (caelah kaya yang rajin nulis aja)

Furqon.Doc
Collages Photo By Simiati Nurwakhidin 
*emang dari dulu lebih bagus candid daripada foto 1,2,3 cekrek*
Foto diambil ketika wisuda 14 Desember 2016 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar