Kamis, 31 Mei 2012

Sudahkah Kita Bersahabat dengan Lingkungan


Hari Lingkuangan Hidup Se-Dunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni 2012, tema yang diusung dalam peringatan tahun ini Green Economy: Does it include you? Apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia Ekonomi Hijau: Ubah Perilaku, Tingkatkan Kualitas Lingkungan. Tentu setiap orang memiliki pandangan dan persepsi yang berbeda terhadap tema peringatan lingkungan hidup kali ini. Yang harus menjadi pertanyaan setiap individu dengan melihat apa yang telah dilakukan adalah, sudahkah kita bersahabat dengan lingungan? Saya sering melihat beberapa organisasi yang melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan hidup dan kampanye yang pada intinya mengusung peduli lingkungan dan mengajak orang – orang untuk menjaga lingungan. Menjaga dan mencintai lingkungan belum tentu bersahabat lingkungan (menurut salah satu aktivis lingkungan hidup), hal tersebut sependapat menurut saya.
Bersahabat dengan alam dengan cara belajar bersama dan melakukan kegiatan yang berdampak signifikan sekaligus terhadap peningkatan kualitas hidup manusia dan alam, dengan menerapkan pola hidup organis, mulai dari mengurangi dampak buruk, hingga balik memberi kontribusi positif. Hal tersebut harus dimulai dari diri sendiri, terkadang hal sepele seperti buang sampah luput dari pandagan kita, sementara dikegiatan kita berkoar-koar untuk berkampanye untuk peduli terhadap lingkungan. Bersahabat dengan alam mulailah dari diri sendiri.          

Minggu, 27 Mei 2012

Pentingnya Partisipasi Masyarakat dalam Mewujudkan Community Development Mahasiswa Melalui Program RKBS



Pengembangan masyarakat di Indonesia bukan suatu hal yang baru. Sejak negara kita mencapai kemerdekaan, istilah pembangunan mendapat tempat yang besar dalam pembentukn negara bangsa. Pada saat dinamika pembangunan demikian rancak pada masa Orde baru, pengembangan masyarakat mengambil posisi dan kontribusi penting. Meskipun demikian, pemberdayaan masyarakat kurang mendapat perhatian karena kendali pembangunan banyak berasal dari pemerintah melalui berbagai kebijakan dan program pembangunan (top down). Setelah Orde baru berakhir dan Era Reformasi dimulai, di mana kebebasan dan hak asasi manusia (HAM) menjadi unsur primadona, setidaknya dalam wacana pembangunan, tema – tema seperti pemberdayaan, penguatan kapasitas, kelembagaan lokal, kearifan lokal, modal sosial dan inisiatif lokal terus bergema dan mewarnai diskusi akademik mengenai pembangunan dan pengembangan masyarakat. Sebagai seorang mahasiswa sebagian besar pasti sudah mengenal istilah Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian. Dalam hal ini saya akan coba mengulas poin pengabdian, dilihat dari peran mahasiswa sebagai agent of change terhadap permasalahan pengembangan masyarakat yang lebih dikenal dengan istilah community development.
            Sosok mahasiswa yang berjiwa intelektual tinggi sehingga membuat pemikirannya menjadi kritis dan menuntut perubahan dalam berbagai bidang. Bila ide dan gagasannya tidak diterima maka bukan hal yang aneh bila kita menyaksikan aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa. Hal tersebut yang terkadang oleh sebagian orang dinilai sebagai penilaian negatif dari mahasiswa. Terkadang ada hal yang terlupakan oleh sebagian masyarakat Indonesia dalam hal program – program mahasiswa seperti KKN (Kuliah, Kerja, Nyata), P2M (Pengabdian Pada masyarakat), Bakti Sosial dan masih banyak lainnya dalam hal bidang sosial. Kegiatan – kegiatan tersebut merupakan wujud kepedulian dan kontribusi nyata mahasiswa kepada masyarakat golongan menengah ke bawah Ketika mahasiswa terjun ke lapangan, ditemui permasalahan masyarakat lebih senang dengan kegiatan yang menghasilkan keuntungan untuk dirinya sendiri ketimbang dengan kegiatan yang bersifat sukarela. Hal tersebut tercermin ketika saya melakukan P2M di daerah Kab. Subang, hari pertama melakukan identifikasi, masyarakat melihat mahasiswa seperti mesin uang dan dewa penolong dalam meringkan kesulitan dalam bidang ekonomi masyarakat. Mahasiswa hanyalah sebagai fasilitator dan penghubung bukan sebagai dewa penolong seperti yang ditampilkan di reality show sebuah TV swasta. Kemajuan dan perubahan yang terjadi di masyarakat akan terwujud apabila adanya partisipasi masyarakat. Melihat permasalahan – permasalahan tersebut yang menjadikan dorongan untuk saya membuat artikel dengan judul, “Pentingnya Partisipasi Masyarakat dalam Mewujudkan Community Development Mahasiswa”.
Menurut Adi Fahrudin dalam buku Pemberdayaan Partisipasi dan Penguatan Kapasitas Masyarakat, ada kerancuan terminologi untuk merajuk pengembangan masyarakat yang ditunjuk dari beberapa istilah yang ada, seperti community Work, Community Development, Community Organization, Community Action, Community Practice dan Community Change yang mempunyai makna dan tujuan yang sama. Pendapat dari Cook (1994) menyatakan pembangunan masyarakat merupakan konsep yang berkaitan dengan upaya peningkatan atau pengembangan masyarakat menuju kearah yang positif. Dalam pengertian yang lebih luas, pemberdayaan masyarakat merupakan proses untuk memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu menempatkan diri secara proporsional dan menjadi pelaku utama dalam memanfaatkan lingkungan strategisnya untuk mencapai suatu keberlanjutan dalam jangka panjang. Intinya, pengembangan masyarakat merupakan penggunaan berbagai pendekatan dan teknik dalam program tertentu di masyarakat lokal sebagai kesatuan tindakan dan mengusahakan integrasi, diantaranya bantuan yang berasal dari luar dengan keputusan dan upaya masyarakat yang terorganisir.
Untuk itu , pengembangan masyarakat harus didasarkan pada asumsi, nilai dan prinsip – prinsip agar dalam pelaksanaannya dapat memberdayakan masyarakat berdasarkan inisiatif, kemampuan dan partisipasi mereka sendiri. Jelaslah bahwa partisipasi masyarakat memainkan peranan penting dalam pengembangan masyarakat sebagaimana ditunjukkan dari berbagai keberhasilan program pengembangan masyarakat diberbagai negara. Untuk itu syaratnya partisipasi masyarakat akan terwujud jika masyarakat secara sukarela berpartisipasi dengan cara masyarakat diberi kebebasan untuk berpartisipasi, adanya kemampuan masyarakat berpartisipasi, dan peluang serta kesempatan untuk berpartisipasi. Menurut Suhendar buku Pemberdayaan Partisipasi dan Penguatan Kapasitas Masyarakat, ulasan mengenai pentingnya partisipasi masyarakat memberi penekanan bahwa partisipasi masyarakat dapat dibedakan berdasarkan sifatnya yaitu konsultatif dan kemitraan.
Dalam partisipasi masyarakat dengan pola hubungan konsultatif, anggota masyarakat berhak untuk didengar pendapatnya dan diberi tahu, tetapi keputusan terakhir tetap berada di tangan pembuat keputusan (decision maker). Untuk melaksanakan sebuah program tentu tidak serta merta langsung melaksanakan program, tentu ada sebuah proses didalamnya. Hal pertama yang dilakukan mahasiswa adalah melakukan proses identifikasi dalam hal mengetahui kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat. Kegiatan identifikasi tentulah mahasiswa harus terjun langsung ke masyarakat, hal yang termudah adalah menghubungi pihak pemerintah daerah tersebut untuk mendapat data dan potensi masyarakat dan menghubungi tokoh masyarakat agar ketika melaksanakan door to door ke masyarakat dipermudah prosesnya. Setelah melaksanakan kegiatan identifikasi diperolehlah hasil dalam bentuk data maupun hasil pengamatan bahwa keinginan masyarakat tentulah tidak sedikit bahkan terkadang tidak sesuai dengan potensi masyarakat di daerah tersebut. Disinilah peran mahasiswa sebagai pengambil keputusan untuk eksekusi program dan membuatn perencanaan program yang akan dilaksanakan untuk pembangunan masyarakat. Akan tetapi yang menjadi catatan adalah program yang akan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dapat membangun daerah tersebut.
Di dalam partisipasi masyarakat yang bersifat kemitraan, anggota masyarakat merupakan mitra yang sejajar kedudukannya dengan pembuatan keputusan. Mereka secara bersama – sama membahas masalah dan membahas keputusan. Ketika proses identifikasi sudah dilaksanakan tentu langsung pelaksanaan program, posisi masyarakat dan mahasiswa sejajar dimana saling berkerja sama untuk pelaksaan program. Mahasiswa berperan sebagai fasilitator dari program yang dilaksanan dan pendidik dari program yang bersifat pembelajaran, sementara masyarakat sebagai partisipator dalam program yang dilaksanakan dan warga belajar terhadap kegiatan yang bersifat pembelajaran.
            Rumah Kreasi Bumi Siliwangi (RKBS) adalah program kerja Kementrian Pengabdian Pada Masyarakat (KPPM) BEM REMA UPI 2011, yang pelaksanaanya sampai pada proses perencanaan dan kertas kerja, hal tersebut yang mendorong saya untuk melaksanakan estafet pelaksana program yang sudah direncanakan RKBS. Rumah Kreasi Bumi Siliwangi (RKBS) yang berbasis kepada pendidikan life skill , Rumah Kreasi Bumi Siliwangi (RKBS) diharapkan dapat menjadi salah satu wadah yang bisa menjawab permasalahan pendidikan saat ini, yaitu memberikan pengajaran dan pembekalan keterampilan bagi masyarakat usia sekolah (7-19 tahun) yang nantinya dapat dikembangkan dan diberdayakan untuk  ranah wirausaha (entrepreneur) sehingga masyarakat usia sekolah (7-19 tahun) itu tidak hanya memiliki kemampuan secara kognisi akan tetapi juga memiliki keterampilan dalam berbagai bidang.
            Sasaran dalam program Rumah Kreasi Bumi Siliwangi ini adalah anak-anak usia sekolah (7-19 tahun) yang berada di Cipaku Indah II RT 1-7,  Kelurahan Ledeng Kecamatan Cidadap Setiabudi Bandung. Masyarakat daerah Cipaku Indah II terdiri dari kurang lebih 200 keluarga, sebagian besar keluarga tersebut merupakan masyarakat ekonomi lemah sehingga banyak anak-anak dan pemuda yang masih membutuhkan suplemen tambahan selain materi yang mereka dapatkan di sekolah bahkan ada  yang putus sekolah karena kekurangan biaya. Akan tetapi masyarakat daerah tersebut tidak mudah putus asa akan masalah ini, masyarakat di daerah tersebut memilik potensi yang sangat besar untuk dikembangkan  Selain itu, penerimaaan masyarakat yang baik terhadap program-program pengembangan masayarakat  dapat menjadi bekal utama dalam terlaksananya program ini.
            Kemampuan dan kemauan dari masyarakat Cipaku Indah II RT 1-7,  Kelurahan Ledeng Kecamatan Cidadap Setiabudi Bandung dalam hal pengembangan kecakapan hidup  (lifeskill) sudah cukup baik, namun masih diperlukan adanya dorongan dan motivasi dari luar untuk dapat mengembangkan potensi tersebut. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat (terutama usia produktif) yang sudah membuka peluang usaha dari lahan-lahan kosong yang tidak terpakai, seperti membuka usaha cuci  motor dan usaha warung . Dengan adanya hal tersebut, program ini dapat mengembangkan potensi yang telah dimiliki masyarakat agar potensi tersebut berkembang dan  mempeluas ranah kecakapan hidup (lifeskill) yang masyarakat miliki.

Tabel 1. Analisis SWOT Kondisi Masyarakat

Analisis
Masyarakat
Strength

-   Keberagaman potensi yang dapat dikembangkan di masyarakat
-   Menerima dengan baik program pengembangan diri masyarakat
-   Semangat dan kemauan yang tinggi dari masyarakat
Weakness






-   Masih bergantung kepada dorongan dan support dari luar
-   Tidak ada inisiator untuk bergerak
-   Penuh pertimbangan terutama terkait jarak tempat pelaksanaan program
Challenge

-   Adanya pihak-pihak yang memprovokasi masyarakat untuk tidak mengikuti program
-   Intervensi dari pihak luar terkait program
-    Konsistensi dari masyarakat untuk mengikuti program
-   Distribusi publikasi program
Opportunity
-   Banyaknya lahan wirausaha
-   Pengembangan kemampuan lifeskill masyarakat
-   Fasilitasi pengembangan masyarakat
-    Tenaga pengajar yang kompeten

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan lifeskill masyarakat adalah dengan memberikan pelatihan secara tepat dan berkelanjutan serta adanya pengawasan dan bimbingan yang dilakukan setelah pelatihan berlangsung agar proses pengembangan diri terus berjalan dan memberikan hasil yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu, upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan fasilitas yang dapat menunjang proses pengembangan lifeskill masyarakat seperti penyediaan buku sumber dan alat-alat pelatihan pengembangan lifeskill.
Mengacu pada beberapa hal di atas, maka konstruksi sebuah rumah kreasi dicanangkan. Persiapan kegiatan mencakup survei lokasi pelaksanaan dimana pemilihan lokasi ini lebih ditekankan pada daerah dengan frekuensi anak-anak usia produktif relatif banyak serta memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Selain itu, disiapkan juga kurikulum teknis untuk pembelajaran disana yang mencakup 3 tingkatan yakni SD, SMP dan SMA .  Tahap pelaksanaan dari kegiatan ini mencakup pembelajaran serta follow up dari  setiap pematerian dan kesemuanya berkesesuaian dengan kurikulum yang telah disusun. Adapun tenaga pengajar pada kegiatan ini adalah para mahasiswa dari semua jurusan di Universitas Pendidikan Indonesia yang memiliki kompetensi dalam mengajar dan mengembangkan kemampuan peserta didik.
Pada akhir kegiatan ini, diadakan evaluasi serta follow up keseluruhan dari pematerian  pengembangan lifeskill untuk setiap sasaran program serta pembinaan keirausahaan. Follow up yang diharapkan adalah berupa peningkatan kemampuan softskill masyarakat yang sesuai dengan kurikulum yang telah disusun dan usianya yang nantinya bermuara pada peningkatan kemampuan wirausaha . Diharapkan setiap sasaran program dari tiap jenjang baik SD, SMP dan SMA memiliki lifeskill serta nantinya dapat mengembangkan masyarakat secara sosial, ekonomi - dalam hal ini berwirausaha- dan budaya. Secara alur, tahapan program ini adalah sebagai berikut :
1.      Perencanaan program
2.      Pelaksanaan program
3.      Evaluasi
4.      Perkembangan kemampuan lifeskill masyarakat usia produktif
5.      Keterampilan berwirausaha

Bagan 1. Deskripsi Pendampingan Program
(Berdasarkan Doc PKMM RKBS)
 














Tabel 2.Program-program Rumah Kreasi Bumi Siliwangi
(Berdasarkan Doc PKMM RKBS dengan perubahan seperlunya)
Jenis Kegiatan
Deskripsi
Pelatihan Keterampilan
Pelatihan berbagai macam keterampilan yang dibutuhkan oleh masyarakat usia produktif, sebagai contoh pelatihan pembuatan yoghurt, pelatihan vertikultur dan sebagainya
Pengembangan jiwa Kewirausahaan
Kegiatan pematerian untuk memperluas wawasan tentang dunia wirausaha berikut pelatihan keterampilan produk wirausaha
Fasilitasi buku
Penyediaan buku sebagai sumber bacaaan dan referensi kegiatan
Motivasi Prestasi
Menumbuhkan motivasi untuk berprestasi secara akademik (melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya)
Koperasi Siswa RKBS
Pembentukan badan usaha milik siswa RKBS sebagai salah satu follow up dari program rumah kreasi

Partisipasi mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam pengembangan masyarakat. Karena partisipasi mempunyai lebih banyak kelebihan dalam pengembangan masyarakat, partisipasi masyarakat perlu terus dikembangkan.

Referensi
Fahrudin, Adi .(2011). Pemberdayaan Partisipasi & Penguatan Kapasitas Masyarakat. Bandung : Humaniora
Rizki, Tri.(2011).  RKBS. dalam PKMM 2011. Bandung : Untuk kalangan sendiri

“Artikel ini saya dedikasikan khusus untuk rekan – rekan seperjuangan pada saat mengabdi dan berkarya di Kementrian Pengabdian Pada Masyarakat BEM REMA UPI 2011 untuk melanjutkan estafet perjuangan membangun masyarakat.”

Disusun oleh :
Simiati Nurwakhidin
0906007
Pendidikan Luar Sekolah