Selasa, 31 Januari 2012

Pengembangan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat


A   Elemen dasar yang membedakan antara Sosial dan masyarakat
Definisi Sosial
Definisi Sosial dapat berarti kemasyarakatan. Sosial adalah keadaan dimana terdapat kehadiran orang lain. Kehadiran itu bisa nyata anda lihat dan anda rasakan, namun juga bisa hanya dalam bentuk imajinasi. Setiap anda bertemu orang meskipun hanya melihat atau mendengarnya saja, itu termasuk situasi sosial. Begitu juga ketika anda sedang menelpon, atau chatting (ngobrol) melalui internet. Pun bahkan setiap kali anda membayangkan adanya orang lain, misalkan melamunkan pacar, mengingat ibu bapa, menulis surat pada teman, membayangkan bermain sepakbola bersama, mengenang tingkah laku buruk di depan orang, semuanya itu termasuk sosial. Sekarang, coba anda ingat-ingat situasi dimana anda betul-betul sendirian. Pada saat itu anda tidak sedang dalam pengaruh siapapun. Bisa dipastikan anda akan mengalami kesulitan menemukan situasinya. Jadi, memang benar kata Aristoteles, sang filsuf Yunani, tatkala mengatakan bahwa manusia adalah mahluk sosial, karena hampir semua aspek kehidupan manusia berada dalam situasi sosial.
Definisi Masyarakat
Masyarakat sebagai sekumpulan manusia yang secara relative mandiri, yang secara bersama-sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama, dan melakukan sebagian besar kegiatannya dalam kelompok tersebut.

B.     Asumsi dasar tentang masyarakat dalam sendi pengembangan masyarakat

1.      Masyarakat itu ada
2.      Masyarakat itu berubah
3.      Perlu intervensi terhadap perubahan
4.      Intervensi sebagai dasar pembangunan masyarakat

C.    Pengertian dan pentingnya intevensi pihak luar
Pengertian Intervensi
Intervensi adalah sebuah istilah dalam dunia politik dimana ada negara yang mencampuri urusan negara lainnya yang jelas bukan urusannya. Adapula definisi intervensi adalah campur tangan yang berlebihan dalam urusan sosial, politik,ekonomi,budaya.Sehingga negara yang melakukan intervensi sering dibenci oleh negara-negara lainnya
Pentingnya Intervensi
Betapun kecil dan ringannya, setiap individu dilahirkan kedunia dihadapkan pada tantangan, sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangannya, tantangan itu makin lama makin besar pula. Hidup ini pada akhirnya dikatakan perjuangan.Kehadiran orang lain menguntungkan secara pengetahuan, kemampuan, kemauan dan kesempatan yang dimiliki seseorang.

A.    Tujuan akhir komunikasi dan contoh
Dalam pengembangan masyarakat proses komunikasi bertujuan mengadakan perubahan pada:
1.      Aspek Kognisi ( Cognition )
Perubahan aspek kognisi terlihat pada adanya perubahan pada pengenalan atau pengenalan atau pengetahuan sasaran, perubahan pada aspek kognisi disebut cognitive change.
Contoh : Dari tidak tahu menjadi mengetahui
2.      Aspek Afeksi ( Affection )
Perubahan aspek afeksi terlihat dari perubahan sikap seseorang. Suka tidaknya, senang tidaknya, setuju tidaknya terhadap unsure lainnya dari komunikasi merupakan aspek afeksi. Perubahan pada aspek afeksi dinamakan affective change.
Contoh : Senang dan tidak senang terhadap sesuatu yang telah diketahui
3.      Aspek Psikomotorik ( Psychomotor )
Perubahan aspek psikomotorik terlihat dari melakukan atau tidak melakukan, menjalankan atau tidak menjalankan sesuatu sebagaimana dikomunikasikan pada sesuatu pesan dalam sebuah tindakan
Contoh : Dari yang diketahui diaplikasikan dalam sebuah tindakan
B.     Pengertian Top-Down Approach dalam pembangunan masyarakat
Dua Pendekatan Pengembangan Sosial Pertama pendekatan dari atas ke bawah (top down approach) dan ke dua pendekatan dari bawah ke atas (bottom up approach atau grass root level approach). Pendekatan mana yang terbaik dalam aplikasinya sangat bergantung kepada kondisi masyarakat, namun gabungan diantara dua pendekatan itu paling fisibel untuk dilakukan.Pendekatan dari level teratas ke ke level bawah. Dalam sistem informasi atau manajemen, yaitu dimulai dari level organisasi atau level perencanaan organisasi. Pendekatan ini dimulai dengan mendefenisikan sasaran dan kebijaksanaan organisasi.

C.    Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Top-Down Approach
Kelebihan             :
·      Pembangunan masyarakat langsung mencakup data seluruh organisasi
·      Kerangka Program akan lebih terstruktur
·      Penyimpanan data menjadi terpusat
·      Kontrol informasi dapat dilakukan secara tersentralisasi
Kelemahan           :
·      Waktu implementasi lebih lama
·      Risiko kegagalan relatif tinggi karena kerumitannya.
·      Membutuhkan biaya yang relatif besar


A.    Proses Mobillisasi dalam pengembangan masyarakat dan contoh konkrit
Proses mobilisasi merupakan proses penggerakan dan mengerahkan segala daya dan dana yang ada pada masyarakat untuk kepentingan pengembangan sosial di masyarakat.

Contoh:

Perencanaan merupakan titian yang menghubungkan realitas konkrit dengan kondisi ideal yang diharapkan di masa yang akan datang secara konseptual. Kondisi ideal itu merupakan visi yang hendak dicapai dan menjadi spirit yang menjiwai keseleruhan proses tindakan. Dalam konteks Pelaksanaan pembangunan, perencanaan diperlukan, karena kita dilingkupi oleh keterbatasan sumber daya yang diperlukan untuk modal pembangunan. Melalui proses perencanaan, diperlukan intervensi sumberdaya manusia yang mampu mengkonstruksi konsep berpikir yang tertuang dalam dokumen perencanaan agar bisa mengkatalisasi kondisi dengan suplemen yang terbatas, untuk menghasilkan loncatan perubahan yang optimal. Menurut UU No. 25 Tahun 2004 Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Wilayah NTT yang masuk kategori daerah yang memiliki kapasitias fiskal rendah berkonsekuensi logis pada celah fiskal yang besar. Dengan demikian maka depedensi pada pemerintah pusat untuk mengisi gap fiskal itu sangat besar. Senada dengan semangat otonomi daerah yaitu untuk memicu percepatan kemandirian lokal maka semua stakeholder harus mampu mengoptimalkan keberadaan fiskal yang terbatas itu untuk memaksimalkan capaian – capaian pembangunan.

B.     4 Unsur dalam proses mobilisasi dalam Pembangunan  Masyarakat, yaitu:
1.      Proses
2.      Bekerja sama dengan kelompok
3.      Identifikasi kebutuhan
4.      Mengerahkan sumber yang ada

C.    Rumusan Community Organization menurut Murray G. Rose
Menurut Murray G. Ross “Community Organization means a process by which community identify its need or objectives finds the resources (Internal & / or External) to deal with these needs or objectives, takes action in respect to them, and in so doing extends and develops co- operative and collaborative attitudes and practices in the community.” Yang artinya Organisasi Masyarakat berarti suatu proses yang mengidentifikasi kebutuhan masyarakat atau tujuan menemukan sumber daya (Internal & / atau eksternal) untuk menangani kebutuhan atau tujuan, mengambil tindakan sehubungan dengan mereka, dan dengan demikian memperluas dan mengembangkan sikap kooperatif dan kolaboratif dan praktek di masyarakat.


A.    Alasan pentingnya Pembangunan Masyarakat di Indonesia
1.      Community Development merupakan suatu proses pembangunan yang berkesinambungan. Artinya kegiatan itu dilaksanakan secara terorganisir dan dilaksanakan tahap demi tahap dimulai dari tahap permulaan sampai pada tahap kegiatan tindak lanjut dan evaluasi – follow-up activity and evaluation.
2.      Community Development bertujuan memperbaiki – to improve - kondisi ekonomi, sosial, dan kebudayaan masyarakat untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
3.      Community Development memfokuskan kegiatannya melalui pemberdayaan potensi-potensi yang dimiliki masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka, sehingga prinsip to help the community to help themselve dapat menjadi kenyataan.
4.      Community Development memberikan penekanan pada prinsip kemandirian. Artinya partisipasi aktif dalam bentuk aksi bersama – group action – di dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dilakukan berdasarkan potensi-potensi yang dimiliki masyarakat.
B.     Rumusan Community Development menurut PBB
Konsep Community Development telah banyak dirumuskan di dalam berbagai definisi. Perserikatan Bangsa-Bangsa mendefinisikannya: ” as the process by which the efforts of the people themselves are united with those of governmental authorities to improve the economic, social and cultural conditions of communities, to integrade these communities into the life of the nations, and to enable them to contribute fully to national progress”.
Pembangunan Masyarakat/Pembangunan Komunitas adalah suatu proses melalui usaha dan prakarsa masyarakat sendiri maupun kegiatan pemerintahan dalam rangka memperbaiki kondisi ekonomi, sosial dan budaya.
Pembangunan Masyarakat Desa = Rural Community Development Komunitas / community = masyarakat yang berada dalam batasbatas wilayah tertentu.


C.    Pembangunan masyarakat menurut Santoso S Hamijoyo dan Jim Ife
Menurut Jim Ife
·         Pembangunan Masyarakat dari aspek spiritual ex. Program kerja KKN dengan mengadakan pengajian di lokasi KKN
·         Pembangunan Masyarakat dari aspek lingkungan ex. Penanaman pohon dalam lingkup RW,kerja bakti pembersihan lingk. etc.

Menurut Santoso S. Hamijoyo (1999: 3), ada beberapa hal yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pembangunan masyarakat, yaitu :
1.      pola dan pelaksanaan manajemen harus demokratis;
2.      pemberdayaan masyarakat harus menjadi tujuan utama;
3.      peranserta masyarakat bukan hanya pada staheholders
4.      pelayanan harus lebih cepat, efisien, efektif,
5.      keanekaragaman aspirasi clan nilai serta norma lokal harus dihargai dalam kerangka clan demi penguatan sistem pendidikan nasional.

A.    Rumusan Community Development menurut T. Irwin Sander
Menurut Irwin T. Sanders, pembangunan masyarakat (CommunityDevelopment) adalah perpaduan atau persenyawaan dari dua bentuk kekuatan dalam masyarakat, kekuatan pertama adalah pengorganisasian masyarakat (Community Organization) dan kekuatan yang kedua pengembangan ekonomi (Economic Development).
Dirumuskan oleh Sanders : CD = CO + ED
B.     Community Development sebagai proses, program, metode dan gerakan
Sebagai Proses:
Definisi ini menekankan bahwa pembangunan masyarakat, merupakan suatu “proses” dimana usaha-usaha atau potensi-potensi yang dimiliki masyarakat diintegrasikan dengan sumber daya yang dimiliki pemerintah, untuk memperbaiki kondisi ekonomi, sosial, dan kebudayaan, dan mengintegrasikan masyarakat di dalam konteks kehidupan berbangsa, serta memberdayakan mereka agar mampu memberikan kontribusi secara penuh untuk mencapai kemajuan pada level nasional.
Sebagai Program:
Rumusan di atas menekankan bahwa pembangunan masyarakat merupakan usaha-usaha yang terorganisasi yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat, dan memberdayakan masyarakat untuk mampu bersatu dan mengarahkan diri sendiri. Pembangunan masyarakat bekerja terutama melalui peningkatan dari organisasi-organisasi swadaya dan usaha-usaha bersama dari individu-individu di dalam masyarakat, akan tetapi biasanya dengan bantuan teknis baik dari pemerintah maupun organisasi-organisasi sukarela.
Sebagai Metode:
Community Development dengan segala kegiatannya dalam pembangunan menghindari metode kerja “doing for the community”, tetapi mengadopsi metode kerja “doing with the community”. Metode kerja doing for, akan menjadikan masyarakat menjadi pasif, kurang kreatif dan tidak berdaya, bahkan mendidik masyarakat untuk bergantung pada bantuan pemerintah atau organisasi-organisasi sukarela pemberi bantuan. Sebaliknya, metode kerja doing with, merangsang masyarakat menjadi aktif dan dinamis serta mampu mengidentifikasi mana kebutuhan yang sifatnya – real needs, felt needs dan expected need . Metode kerja doing with, sangat sesuai dengan gagasan besar KI Hajar Dewantara tentang kepemimpinan pendidikan di Indonesia – ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan tut wuri handayani – yang berfokus akan perlunya kemandirian yang partisipatif di dalam proses pembangunan.
Sebagai Gerakan:
Rumusan di atas menekankan bahwa pembangunan masyarakat merupakan usaha-usaha yang terorganisasi yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat, dan memberdayakan masyarakat untuk mampu bersatu dan mengarahkan diri sendiri. Pembangunan masyarakat bekerja terutama melalui peningkatan dari organisasi-organisasi swadaya dan usaha-usaha bersama dari individu-individu di dalam masyarakat, akan tetapi biasanya dengan bantuan teknis baik dari pemerintah maupun organisasi-organisasi sukarela.

C.     Lima langkah Pembangunan Masyarakat menurut T. Irwin Sander
1.      keguyuban masyarakat dalam makna yang luas artinya engan wadah organisasi atau pengelompokkan dalam masyarakat,
2.      warga masyarakat melakukan suatu proses kegiatan mengidentifikasi masalah/ kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapainya,
3.      membuat prioritas yang akan dilakukan,
4.      menenangkan pada dirinya keyakinan kuat untuk mengerjakan pekerjaan mencapai tujuan itu,
5.      mencari sumber- sumber yang diperlukan, melakukan kegiatan atas dasar kerjasama antara warga masyarakat.


A.    Asas/prinsip pembangunan masyarakat menurut Jim Ife
1.    Pertama, prinsip-prinsip ekologis (Ecological principles). Dalam prinsip ini terdapat lima unsur yang menjadi basis community development yaitu; Holisme (Holism), Keberlanjutan (Sustainability), Diversitas atau Keberagaman (Diversity), Pembangunan Bersifat Organik (Organic development) dan Pembangunan yang Seimbang (Balanced development).
2.    Kedua, Prinsip Keadilan Sosial (Social justice principles). Dalam community development, penting untuk selalu memadukan pendekatan ekologis dengan gagasan keadilan sosial. Terdiri dari ; Memusatkan Perhatian pada Keadaan Struktur yang Merugikan (Addressing structural disadvantage), Memusatkan Perhatian pada Wacana yang Merugikan (Addressing discourses of disadvantage), Pemberdayaan (Empowerment), Mendefinisikan Kebutuhan (Need definition) dan Hak Asasi Manusia (Human rights).
3.    Ketiga, Prinsip Menghargai Lokal (Valuing the local). Aksi dari berbasis kesadaran lokal dewasa ini menjadi perhatian berbagai kalangan. Tema ini menjadi menguat ketika sentralisme terbukti gagal dalam pelaksanaan pembangunan. Prinsip lokal tersebut bisa dimaknai sebagai ; Menghargai Pengetahuan Lokal (Valuing local knowledge), Menghargai Kebudayaan Lokal (Valuing local culture), Menghargai Sumber Daya Lokal (Valuing local resources), Menghargai Keahlian Lokal (Valuing local skills), Menghargai Proses Lokal (Valuing local processes)
4.    Keempat, Prinsip Proses (Process principles). Community development memandang lebih penting pada prosesnya daripada pada hasilnya, oleh karena itu banyak penerapan prinsip-prinsip penting community development terfokus pada gagasan proses. Terdiri dari ; Proses, Hasil, dan Visi (Process, outcome and vision), Keterpaduan Proses (The integrity of process), Meningkatkan Kesadaran (Consciousness raising), Partisipasi (Participation), Kerjasama dan Konsensus (Cooperation and consensus), Gerak Pembangunan (The pace of development), Damai dan Tanpa Kekerasan (Peace and non-violence), Inklusif (Inclusiveness), Membangun Masyarakat (Community building).
5.    Kelima, Prinsip Global dan Lokal (Global and local principles). Hubungan antara global dan lokal saat ini telah menjadi bagian yang nyata dari seluruh praktik community development, dan perlu dijadikan bagian untuk menyadarkan setiap community worker. Prinsip global dan lokal dalam hal ini adalah Mengkaitkan Global dan Lokal (Linking the global and the local) dan Praktik Anti Penjajah (Anti-colonialist practice)
B.     Definisi partisipasi dan jenis-jenisnya beserta contoh
Definisi Partisipasi
Partisipasi adalah keikutsertaan, peranserta tau keterlibatan yang berkitan dengan keadaaan lahiriahnya. Participation becomes, then, people's involvement in reflection and action, a process of empowerment and active involvement in decision making throughout a programme, and access and control over resources and institutions.
Jenis-jenis Partisipasi
1.      Partisipasi Pasif / manipulatif dengan karakteristik masyrakat diberitahu apa yang sedang atau telah terjadi, pengumuman sepihak oleh pelkasan proyek yanpa memperhatikan tanggapan masyarakat dan informasi yang diperlukan terbatas pada kalangan profesional di luar kelompok sasaran.
2.      Partisipasi Informatif memilki kararkteristik dimana masyarakat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian, masyarakat tidak diberikesempatan untuk terlibat dan mempengaruhi proses penelitian dan akuarasi hasil penelitian tidak dibahas bersama masyarakat.
3.      Partisipasi konsultatif dengan karateristik masyaakat berpartisipasi dengan cara berkonsultasi, tidak ada peluang pembutsn keputusan bersama, dan para profesional tidak berkewajiban untuk mengajukan pandangan masyarakat (sebagi masukan) atau tindak lanjut
4.      Partisipasi intensif memiliki karakteristik masyarakat memberikan korbanan atau jasanya untuk memperolh imbalan berupa intensif/upah. Masyarakat tidak dilibatkan dalam proses pembelajan atau eksperimen-eksperimen yang dilakukan dan asyarakat tidak memiliki andil untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan setelah intensif dihentikan.
5.      Partisipasi Fungsional memiliki karakteristik masyarakat membentuk kelompok untuk mencapai tujuan proyek, pembentukan kelompok biasanya setelah ada keptusan-keputusan utama yang di sepakati, pada tahap awal masyarakat tergantung terhadap pihak luar namun secara bertahap menunjukkan kemandiriannya.
6.      Partisipasi interaktif memiliki ciri dimana masyarakat berperan dalam analisis untuk perencanaan kegiatan dan pembentukan penguatan kelembagaan dan cenderung melibatkan metoda interdisipliner yang mencari keragaman prespektik dalam proses belajar mengajar yang terstuktur dan sisteatis. Masyarakat memiliki peran untuk mengontrol atas (pelaksanaan) keputusan-keputusan merek, sehingga memiliki andil dalam keseluruhan proses kegitan.
7.      Self mobilization (mandiri) memiliki karakter masyarakat mengambil inisiatif sendiri secara bebabas (tidak dipengaruhi oleh pihak luar) untuk mengubah sistem atau nilai-niloai yang mereka miliki. Masyarakat mengambangkan kontak dengan lembaga-lemabaga lain untuk mendapatkan bantuan-bantuan teknis dan sumberdaya yang diperlukan. Masyarakat memegang kendali atas pemanfaatan sumberdaya yang ada dan atau digunakan
C.    Faktor yang mempengaruhi partisipasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap tumbuh dan berkembangnya partisipasi dapat didekati dengan beragam pendekatan disiplin keilmuan. Menurut konsep proses pendidikan, partisipasi merupakan bentuk tanggapan atau responses atas rangsangan-rangsangan yang diberikan; yang dalam hal ini, tanggapan merupakan fungsi dari manfaat (rewards) yang dapat diharapkan.

A.    Strategi Kompas Sosial menurut D. M. Connor
Tujuan, Hakekat, dan Misi Pembangunan Masyarakat
a. Tujuan utama Perubahan Sosial, Pengembangan Sosial dan Pembangunan Masyarakat
1) Perubahan Sosial; yang merupakan prasyarat bagi terwujudnya pembangunan masyarakat, dipergunakan untuk meningkatkan martabat manusia, adapun perubahan sosial sendiri diarahkan untuk kemajuan masyarakat.
2) Pengembangan Sosial; untuk menetapkan langkah- langkah kearah peningkatan pengetahuan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat secara kualitas dan kuantitas.
3) Pembangunan Masyarakat; secara umum untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yaitu bagi kemajuan bidang ekonomi dan sosial bagi semua anggota masyarakat.
4) Tujuan Pembangunan Masyarakat (peningkatan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat, pelestarian dan peningkatan kualitas lingkungan, dan penjabaran kebijaksanaan dan program pembangunan Nasional.
b. Hakekat Pembangunan Masyarakat pada dasarnya pencapaian tujuan
1) Peningkatan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat.
2) Pelestarian dan peningkatan kualitas lingkungan.
3) Terjabarnya kebijaksanaan dan program pembangunan nasional di masing- masing pedesaan, dengan menitik beratkan pada prakarsa masyarakat itu sendiri.
c. Tujuan dan Misi Pembangunan Masyarakat menurut Sutaryat adalah: mampu menciptakan dan mengkoordinasikan:
(a) masyarakat yang gemar membangun,
(b) masyarakat mandiri,
(c) masyarakat kooperatif, dan
(d) masyarakat partisipatif.
B.     Komponen strategi sikap dan prilaku dalam pembangunan masyarakat
Masyarakat
a. Melalui Sumber- sumber:
1) Pengembangan bisa dilakukan dengan pembangkitan kesadaran pada masyarakat akan sumber- sumber yang tersedia yang sebelumnya tidak diketahui
2) Pengembangan bisa dilakukan penambahan/ pemberian sumbersumber kepada masyarakat
3) Pengembangan bisa dilakukan dengan mengefektifkan sumber- sumber yang telah ada terutama sumber daya manusia dan energi
b. Melalui Teknologi:
1) Pengembangan bisa dilakukan dengan melalui perbaikan teknologi yang ada di masyarakat
2) Pengembangan bisa dilakukan melalui peningkatan kemampuan memecahan masalah oleh warga masyarakat
c. Melalui Pengetahuan dan Pemahaman:
1) Pengembangan bisa dilakukan melalui peningkatan pengetahuan dan pemahaman warga masyarakat
2) Pengembangan bisa dilakukan mulai dengan suatu kegiatan yang sesuai dengan keyakinan warga masyarakat
3) Pengembangan bisa dilakukan melalui perubahan sejumlah keyakinan yang ada pada masyarakat
d. Melalui Nilai- nilai dan Sentimen:
1) Pengembangan bisa dilakukan melalui nilai- nilai dan sentimen yang ada pada masyarakat
2) Pengembangan bisa dilakukan melalui sentimen tertentu yang ada pada masyarakat
e. Melalui Tujuan dan Kebutuhan Yang Terasa (Felt Needs):
1) Pengembangan bisa dilakukan dengan berdasarkan pada sejumlah tujuan dan kebutuhan warga masyarakat
2) Pengembangan bisa dilakukan dengan memperkenalkan tujuan dan kebutuhan baru pada warga masyarakat
f. Melalui Norma- norma :
1) Pengembangan bisa dilakukan dengan kegiatan yang berdasarkan norma- norma masyarakat
2) Pengembangan bisa dilakukan melalui penanaman norma- norma baru
g. Melalui Posisi dan Peran :
1) Pengembangan bisa dilakukan Melalui kegiatan bekerja dengan sejumlah warga yang memiliki posisi dalam mssyarakat
2) Pengembangan bisa dilakukan membagi posisi dan peran dalam masyarakat
3) Pengembangan bisa dilakukan menambahkan beberapa posisi dan peran baru dalam masyarakat
4) Pengembangan bisa dilakukan dengan membuang posisi dan peran tertentu dalam masyarakat
h. Melalui Kekuasaan, kepemimpinan dan Pengaruhnya :
1) Pengembangan bisa dilakukan dengan bekerja bersama figure kekuasaan dan pimpinan yang berpengaruh
2) Pengembangan bisa dilakukan dengan melalui konsentrasi kekuasaan, kepemimpinan, pengaruh dalam masyarakat
3) Pengembangan bisa dilakukan melalui difusi kekuasaan, kepemimpinan dan pengaruh dalam masyarakat
i. Melalui Strata Sosial :
1) Pengembangan bisa dilakukan melalui kegiatan bekerja dengan kelas sosial atas masyarakat
2) Pengembangan bisa dilakukan melalui kegiatan bekerja dengan kelas sosial menengah dimasyarakat
3) Pengembangan bisa dilakukan dengan kelas sosial bawah di masyarakat
4) Pengembangan bisa dilakukan melalui pembentukan pola strata baru dalam masyarakat
j. Melalui Historis Hubungan Spatsial :
1) Pengembangan bisa dilakukan dengan kegiatan yang sedang ”ngetrend” di masyarakat
2) Pengembangan bisa dilakukan dengan menekankan interpretasi masa lalu
3) Pengembangan bisa dilakukan dengan peningkatan kegiatan komunikasi di dalam masyarakat
4) Pengembangan bisa dilakukan dengan peningkatan kegiatan komunikasi diantara warga masyarakat dengan warga masyarakat di luar wilayahnya. (Sutaryat).
C.    Peranan Change Agent dalam pembangunan masyarakat
1. Pengembangan potensi diri dari aspek hardskill maupun softskill sebagai upaya memaksimalkan potensinya sebagai iron stock,
2. Melakukan kontrol kebijakan pemerintah terhadap penentuan arah dan karakteristik pembangunan daerah,
3. Berupaya untuk senantiasa memenuhi kebutuhan akan perbaikan dari kehidupan masyarakat dan berbagai permasalahan yang terjadi di sana melalui penerapan dan implementasi ilmu yang telah diperoleh di bangku perguruan tinggi,
4. Mengembangkan jaringan (networking) dengan berbagai pihak, khususnya yang memiliki peran dan potensi dalam pembangunan daerah.