Minggu, 24 April 2011

SOSIOLOGI ANTROPOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU SOSIAL

Ruang Lingkup Kajian Sosiologi Antropologi Pendidikan
Dilihat dari kerangka pandangan keilmuan, sosiologi memiliki sudut pandang dan metode serta susunan tertentu, secara tegas dapat dinyatakan bahwa objek telaah sosiologi adalah manusia dalam kelompok, dengan memandang hakekat masyarakat, kebudayaan dan individu secara ilmiah. Susunan sosiologi terdiri atas konsep, prinsip kehidupan kelompok sosial, kebudayaan dan perkembangan pribadi. Sedangkan yang menjadi kajian sosilologi adalah tingkah laku sosial, terutama tingkah laku dalam institusi sosialnya. Sedangkan tingkahlaku sosial manusia adalah merupakan pelahiran dari keseluruhan unsur-unsur yang terdapat dalam proses kelompok, seperti : konflik, kerjasama dan sosialisasi.
Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang memfokuskan kajian pada relasi dalam masyarakat. Ilmu ini lahir pada saat-saat terakhir perkembangan ilmu pengetahuan (science). Oleh karena iti, dalam sejarah perkembangannya sosiologi didasarkan pada kemajuan-kemajuan yang telah dicapai ilmu pengetahuan lain yang telah berkembangan lebih dahulu.
Ditegaskan oleh Max Weber (1864-1920) bahwa pendidikan pada masyarakatdan tahap atau sebagai alat transfer keahkliasn teknis, akan tetapi sebagai sesuatu bagian dalam tahap atau sebagai  suatu bagian dalam proses mempengaruhi manusia. Terlebih lagi jika pendidikan dihadapkan kepada kecenderungan perkembangan masyarakat yang sangat beragam sesuai dengan tahap pertumbuhannya. Max Weber (1864-1920) menegaskan pula bahwa pendidikan pada masyarakat dan tahap perkembangan sangat beragam. Keadaan dan peran pendidikan pada masyarakat pra indrustri jauh berbeda dengan masyarakat modern dewasa ini. Bila pendidikan pada masyarakat pra indrustri menempatkan orang pada status sosial tertentu, pendidikan pada masyarakay maju justru merupakan alat mobilitas sosial vertikal.
1.      Latar belakang Sosiologi
Istilah sosiologi pertama kali muncul dan digunakan oleh Auguste Comte (1798-1857) untuk memberi nama suatu disiplin ilmu ysng mempelajari masyarakat. Kemudian pemikiran tersebut dikembangkan lagi oleh Herbert Spencer(1980-1903) dan Emile Durkheim (1858-1917). Durkheim menguraikan bahwa masyarakat merupakan realisasi objektif, suatu fenomena tersendiri yang benar-benar nyata dan kokkrit, dimana masing-masing orang mengalaminya sebagai suatu realisasi independen. Kenyataan sosial seperti ini merupakan bahan mentah dan ruang garapan sosiologi. Aristoteles mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun kelompok sejauh merupakan kenyataan yang berkaitan dengan empat hal berikut.
a.       Dalam mengungkapkan suatu philia atau kecenderungan bawaan kepada kebersamaan dan solidaritas.
b.      Dalam membentuk kelompok khusus seperti keluarga yang merangkap sebagai unit ekonomi, desa, kota, perkumpulan-perkumpulan sukarela. Dengan ini disebut koinonia.
c.       Dalam mendirikan negara dan pemerintah
d.      Dalam menunjukan suatu keterkaitan kepada peraturan sosial, adat, kaidah, moral dan hukum (nomos) yang semuanya itu kini disebut dengan istilah pengendalian sosial.

2.      Pengertian Sosiologi Pendidikan
Secara garis besar sosiologi dapat diklasifikasikan atau dibedakan menjadi dua kategori, yakni:
1.      Sosiologi umum, yang tugas utamanya menyelidiki gejala sosio-kultural secara umum
2.      Sosiologi khusus yakni pengkhususan dari sosial umum yang tugasknya  menyelidiki suatu aspek kehidupan sosio-kultural secara mendalam. Yang termasuk kategori ini adalah sosiologimasratakat pedesaan dan perkotaan, sosiologi hukum dan sosiologi pendidikan.
Vembriarto (1993:2) menegaskan bahwa sosiologi pendidikan sebagai salah satu cabang dari sosiologi khusus dapat diartikan sebagai sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental yang memusatkan perhatian pada penyelidikan daerah yang saling dilingkupi antara sosiologi dengan pendidikan. Salah seorang tokoh penting dalah khazanah perkembangan sosiologi pendidikan adalah Emile Durkheim (1858-1917) terutama pandangannya terhadapt pendidikan sebagai suatu social thing (1858-1917). Atas dasar pandangan ini beliau mengatakan bahwa pendidikan itu bukanlah hanya suatu bentuk, baik dalam artian idel maupun aktualna, tetapi bermacam-macam. Keragaman benruk dimaksud sebenarnya mengikuti banyaknya perbedaan lingkungan di masyarakat sendiri.

3.      Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan
Beberapa ilmu yang subjek pada masyarakat, seperti hukum, ekonomi, politik, atropologi, geografi dan sosiologi, tetap mempunyai bidang telaah yang berbeda. Sosiologi sendiri berbeda dari ilmu sosial lainnya karena sosiaologi berpusat pada struktur dan proses sosial yang terjadi di masyarakat, meliputi distribusi peran yang ada dalam komponen-komponen pembentuk dan hubungan antara komponen-komponen itu, serta interaksi perubahan yang terjadi. Lebih lanjut ruang lingkup sosiologi pendidikan secara terperinci menurut Brookeover dibagi menjadi empat kategori:
a.       Hubungan sistem pendidikan dengan sistem sosial lain
b.      Hubungan sekolah dengan komuniti sekitarnya
c.       Hubunagn antar manusia dalam sistem persekolahan
d.      Pengaruh sekolah terhadap prilaku anak didik
Pengaruh kebudayaan terhadap pendidikan dapat dibedakan dalam dua hal, yaitu kebudayaan ditinjau dari sudut individu dan kebudayaan ditinjau dari sudut masyarakat. Kebudayaan ditnjau dari sudut individu maka individi berperan:
a.       Mempelajari hasil-hasli yang telah diperoleh generasi terdahulu, agar individu dapat menyadari posisi kedudukannya dan mengetahui perjuangan yang dilakukan generasi terdahulu.
b.      Mengembangkan hasil yang diperoleh generasi terdahulu, apa-apa yang telah diperoleh dianggapnya sebagai asumsi untuk lebih menyempurnakan perkembangnnya yang telah dihasilkan itu.
Perubahan yang ada dalam masyarakat akan sangat berbeda karena perbedaan pendidikan tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi yang ada dalam masyarakat. Perubahan akan terus terjadi dalam masyarakat selama masyarakat tersebut berkeinginan untuk merubah sistem yang ada, misalnya; masyarakat tersebut ingin merubah status sosialnya di masyarakat untuk menunjang perubahan tersebut masyarakat meemrlukan pendidikan sebagai sarana untuk mewujudkannya. Lingkungan pendidikan yaitu keluarga dan lingkungan masyarakat akan mempengaruhi perkembangan sosial yang terjadi, sistem pendidikan formal di sekolah dan lembaga pendidikan tinggi, juga akan mempengaruhi pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar